Otoritas Taliban yang kini berkuasa di Afghanistan memerintahkan salon-salon kecantikan dan salon rambut di seluruh Afghanistan harus ditutup. Tanpa menjelaskan alasan di balik keputusan itu, Taliban meminta agar penutupan dilakukan dalam kurun waktu satu bulan ke depan.
Larangan untuk salon kecantikan itu diumumkan juru bicara Kementerian Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan, Mohammad Sadeq Akif Muhajir, pada Selasa (4/7) waktu setempat. Namun dia tidak menjelaskan lebih lanjut alasan larangan itu diberlakukan.
“Begitu mereka tutup, maka kami akan memberitahukan alasannya kepada media,” ucap Muhajir dilansir AFP, Rabu (5/7/2023).
Dia menyebut bahwa salon-salon kecantikan telah diberi waktu untuk menutup bisnis mereka agar bisa menggunakan stok yang dimiliki tanpa memicu kerugian.
Salinan perintah yang dilihat AFP menyatakan bahwa larangan itu ‘didasarkan pada instruksi lisan dari pemimpin tertinggi’, yakni Hibatullah Akhundzada.
50 Ribu Perempuan Diprediksi Kehilangan Pekerjaan
Perintah itu otomatis akan memaksa penutupan ribuan bisnis yang dijalankan oleh perempuan. Kamar Dagang Kabul memperkirakan bahwa lebih dari 50.000 perempuan Afghanistan akan kehilangan pekerjaan.
“Saat ini ada sekitar 12.000 salon rambut perempuan yang beroperasi di Afghanistan,” Abdul Latif Salehi, Direktur Eksekutif Kamar Dagang Kabul, mengatakan kepada DW, dikutp Sabtu (8/7/2023).
Salon-salon ini harus menutup pintunya secara permanen pada 26 Juli mendatang, menurut keputusan Taliban. Salon sering kali menjadi satu-satunya sumber pendapatan rumah tangga dan salah satu dari sedikit jalan yang tersisa bagi perempuan untuk bersosialisasi jauh dari rumah.