Jakarta –
Kelompok Kerja Madrasah (KKM) Provinsi Jawa Timur resmi mendeklarasikan dukungan kepada Pasangan Calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur nomor urut 3 Tri Rismaharini-KH Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans).
Deklarasi dukungan tersebut digelar di Cafe Swara Alam, Kepanjen, Kabupaten Malang, yang dihadiri 400-an peserta KKM dari seluruh wilayah Jatim.
Koordinator KKM KH Sholehuddin mengatakan jika deklarasi dukungan KKM kepada paslon nomor urut 3 bukan tanpa alasan.
Dia menyebut perhatian dan gagasan yang diusung Risma-Gus Hans merupakan yang terbaik untuk menunjang pendidikan. Khususnya kepada madrasah dan pondok pesantren di Jawa Timur yang akan mendapat perhatian secara adil dari pemerintah.
“Maka kita deklarasikan dukungan disini. Kita akan terus menggalang dukungan dan turut mengawal kemenangan Bu Risma-Gus Hans,” kata Sholehuddin.
“Bersama Bu Risma-Gus Hans, madrasah akan semakin maju, bermutu, mendunia. Kita doakan agar bisa memimpin dan menjadi Gubernur Jawa Timur,” lanjutnya.
Doa senada juga dipanjatkan tokoh masyarakat KH Mukhlas Tajudin dalam pidatonya di acara bertajuk Madrasah Bersatu Jawa Timur Bermutu ‘Deklarasi Dukungan Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur’ tersebut.
“Harapannya karena kita ingin pendidikan kita agar lebih maju. Bu Risma dan Gus Hans adalah pasangan yang sangat cocok terlepas dari sepak terjang beliau yang sudah terkenal luar biasa di Surabaya,” ujar Mukhlas.
“Juga karena yang satu sangat nasionalis dan satunya religius jika kita padukan pada pendidikan ini pasti dua-duanya dapat berjalan selaras,” sambungnya.
Menurutnya, pasangan Risma-Gus Hans akan memprioritaskan pesantren, dan dunia pendidikan. Ia juga meminta doa kepada seluruh pihak agar Risma-Gus Hans dapat memimpin Jatim.
Dalam pidatonya, Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 3 Tri Rismaharini menyampaikan jika jumlah madrasah dan pondok pesantren di Jawa Timur hampir mencapai 50% dari total sekolah-sekolah yang ada. Maka sudah seharusnya pemerintah dapat memberikan perhatian secara merata.
Risma mengungkapkan kalau jumlah madrasah dan pondok pesantren di Jawa Timur berbeda dengan provinsi lain. Menurutnya, provinsi lain pasti proporsinya berbeda, tapi khusus di Jawa Timur hampir 50 persen itu madrasah dan pondok pesantren.
“Maka dari itu saya ingin menyampaikan, ini tidak fair (adil) jika pemerintah hanya memperhatikan kepada sekolah formal sekolah negeri dan swasta. Hampir 50 persen anak bangsa kita dititipkan di madrasah-madrasah, pondok pesantren,” ujar Risma.
“Jika terjadi ketimpangan akibat kurangnya perhatian dari pemerintah, menurut saya ini tidak adil. Itu pentingnya kenapa semuanya harus disetarakan, adil, dan merata,” pungkasnya.
(prf/ega)