Jakarta –
Proyek galian di sekitar Halte Kuningan, Jakarta Selatan ke arah Menteng menyebabkan kemacetan. Pejalan kaki mengeluhkan keberadaan galian itu.
Salah satunya ialah Iwan (53), pegawai di perkantoran area Kuningan mengatakan galian membuat trotoar menjadi licin dan berdebu. Iwan yang kesehariannya naik Transjakarta merasa terganggu akibat proyek galian yang tak kunjung rampung.
Iwan biasanya melintas di jalanan sekitar galian setelah turun dari Transjakarta. Namun, ia mengaku tak nyaman beraktivitas selama sebulan terakhir karena jalanan berdebu.
“Kalau buat saya pejalan kaki, ya tentunya nggak nyaman ya. Biasanya memang saya sering lewat sini (trotoar Kuningan). Kalau hujan ya licin, karena masih ada sisa sisa pasir kan, kalau lagi cerah gini banyak debu,” kata Iwan saat ditemui detikcom, Kamis (7/11/2024).
Foto: Proyek galian di sekitar Halte Kuningan, Jakarta Selatan ke arah Menteng menyebabkan kemacetan. Pejalan kaki mesti melintas di ruas jalan bercampur dengan kendaraan bermotor (Fawdi/detikcom)
|
Selain licin dan berdebu, Iwan menyampaikan pejalan kaki jadi harus menggunakan ruas jalan kendaraan bermotor. Bahkan, ia mengaku sempat menyaksikan ada pejalan kaki tersenggol mobil akibat melintas di ruas jalan.
“Ya kalau saya, misal kayak gini kondisinya, kasih pembatas aja buat pejalan kaki. Ini kan orang muter lewat jalan itu (buat motor mobil),” jelasnya.
“Saya malah pernah lihat orang kesenggol mobil waktu jalan di sana, kan bahaya,” sambungnya.
Diberitakan sebelumnya, lalu lintas di Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan ke arah Menteng macet pagi ini. Kemacetan disebabkan jalan yang menyempit imbas galian yang belum rampung sepenuhnya.
Pantauan di lokasi, Kamis (7/11/2024) pukul 9.15 WIB, antrean kendaraan terlihat dari samping titik galian dekat Halte Kuningan. Antrean kendaraan mengular sekitar 100 meter.
Laju kendaraan tersendat di sekitar halte, namun lalu kembali lancar setelah lewat samping galian. Kendaraan melaju normal tanpa hambatan setelahnya.
Kemacetan akibat galian di Kuningan itu diperparah dengan banyaknya pengemudi ojek online (ojol) yang mangkal serta menaikkan dan menurunkan penumpang di dekat halte. Belum lagi mobil taksi yang menurunkan penumpang di sekitar sana membuat pengendara di belakangnya itu melaju pelan.
(taa/taa)