Korea Utara menembakkan rudal balistik tak dikenal ke perairan timur laut semenanjung Korea pada hari Kamis waktu setempat. Tembakan diluncurkan setelah pertemuan pimpinan pertahanan Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) di Pentagon.
Kamis (31/10/2024), Militer Korsel tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai tembakan rudal Korut. Saat ini, analisis sedang dilakukan.
Peluncuran itu terjadi beberapa jam setelah kepala pertahanan Korea Selatan dan Amerika Serikat mengutuk pengerahan pasukan Korea Utara ke Rusia di Pentagon.
Korut terakhir kali menembakkan beberapa rudal balistik jarak pendek pada tanggal 18 September.
Dilansir AFP, Kamis (31/10/2024), Pimpinan pertahanan AS dan Korea Selatan Korsel menyerukan agar Korut menarik pasukannya dari Rusia. AS menyebut sekitar 10.000 telah dikerahkan untuk melawan pasukan Ukraina.
AS dan Korsel meyakini pengiriman pasukan Pyongyang ke medan tempur melawan pasukan Kyiv akan menimbulkan eskalasi signifikan sehingga memicu kekhawatiran internasional yang meluas.
“Saya menyerukan kepada mereka untuk menarik pasukan mereka dari Rusia,” kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin di Pentagon. Hadir pula Menteri Pertahanan Korsel Kim Yong-hyun, di sampingnya.
Austin mengatakan Amerika Serikat akan terus bekerja dengan sekutu dan mitra untuk mencegah Rusia menggunakan pasukan tersebut dalam pertempuran.
Sementara itu, Kim mengatakan dia yakin pengerahan pasukan Korea Utara “dapat mengakibatkan meningkatnya ancaman keamanan di semenanjung Korea.”