Jakarta –
Keputusan Juergen Klopp bergabung dengan organisasi sepak bola Red Bull mendapat kritikan pedas dari para suporter klub-klub yang pernah ia latih. Pelatih asal Jerman tersebut memberi pembelaan.
“Kamu tak bisa mengambil keputusan dengan bergantung pada reaksi seperti apa yang akan muncul,” ujar Klopp dalam podcast yang dipandu oleh eks bintang Real Madrid, Toni Kroos, dan dikutip Reuters.
“Saya sekarang berusia 57 tahun dan masih bisa bekerja beberapa tahun lagi. Namun, saya tidak melihat diri saya di pinggir lapangan untuk saat ini. Jelas bagi saya bahwa saya akan melakukan sesuatu. Lalu Red Bull datang. Bagi saya, ini luar biasa.”
Meski mendapat kritikan, Klopp tak mau membalas. Ia tak mau menimbulkan polemik lebih lanjut.
“Saya tak mau membuat siapapun marah. Saya mencintai seluruh klub yang pernah saya latih. Tapi saya tak tahu apa yang seharusnya saya lakukan agar semua orang bahagia,” jelas Klopp.
Klopp ditunjuk sebagai head of global soccer untuk Red Bull pada awal Oktober dan akan bekerja mulai 1 Januari 2025. Meski tak terlibat dalam operasional harian, ia akan menjadi penasihat untuk mendukung perkembangan semua klub di bawah naungan Red Bull, termasuk RB Leipzig.
Seperti diketahui, banyak suporter klub di Jerman yang menentang struktur organisasi Leipzig karena ‘merusak’ aturan 50+1 terkait kepemilikan klub di negara itu. Leipzig dinilai hanya menjadi alat promosi perusahaan minuman energi asal Austria itu.
Saat kabar Klopp bergabung dengan Red Bull muncul ke publik, banyak suporter Mainz dan Borussia Dortmund yang meluapkan kemarahan mereka. Dua tim itu pernah dilatih Klopp sebelum pindah ke Liverpool.
Dalam podcast itu yang juga dikutip ESPN, terungkap bahwa Klopp sendiri tak pernah menilai buruk keterlibatan Red Bull di Leipzig, sebab menurutnya mereka telah membawa kualitas sepak bola level tinggi ke area bekas Jerman Timur. Selama ini, kekuatan sepak bola Jerman masih didominasi tim-tim dari Barat.
(adp/adp)