Di sebuah kamar kos berukuran 3 x 44 meter, Amalia Nadia Putri berbaring di kasurnya sembari melamun. Samar-samar telinganya menangkap alunan beat santai dari lagu berjudul “Modern Loneliness” yang dinyanyikan oleh pemilik nama panggung Lauv, seorang penyanyi dan penulis lagu asal Amerika Serikat. Meski lagu itu memiliki melodi pop yang catchy, Lauv sedang menggambarkan emosi mendalam mengenai perasaan kesepian yang dialami kaum urban.
Amalia, perempuan yang usianya sudah memasuki awal 30-an juga tengah mengalami pengalaman serupa. “Lagunya udah dari empat tahun yang lalu, belakangan ini gue lagi suka dengerin, diputar terus di playlist karena ngerasa relate aja sama lagunya,” ucap Amalia
Sebagai pegawai kantor yang bekerja dari hari senin sampai sabtu, Amalia hanya punya waktu satu hari untuk bercengkrama dengan teman-temannya. Namun kenyataannya, perantau asal Yogyakarta ini malah mendekam di kamar kosannya yang terletak di Grogol, Jakarta Barat. Amalia sudah kepayahan untuk memasukkan agenda nongkrong dengan teman, setiap minggu energinya terkuras dengan segala urusan di kantor.
Meski Amalia memiliki banyak teman dari lingkungan kantor, ia tidak merasakan adanya chemistry yang berkembang. “Teman ada banyak, tapi teman yang bisa kita jadiin sandaran itu susah dicarinya. Apalagi di usia segini teman sudah pada nikah dan sibuk sama keluarganya sendiri. Kalau sama teman kantor, ya, sebatas kolega kerja. Nggak bisa deep talk,” katanya.
Semakin sedikit intensitas bertemu dengan teman-teman, Amalia merasakan adanya jarak dengan mereka. Kian hari, notifikasi handphone Amalia semakin sepi. Ujung-ujungnya ia hanya dapat mengetahui kabar mereka dari update-an story di Instagram. Kurangnya sosialiasi di kehidupan nyata dengan kerabat karena tergantikan oleh maraknya perkembangan media. Di era teknologi baru ini Amalia semakin merasa kesepian. Kisah yang dialami Amalia banyak terjadi di kota-kota besar yang terpapar gaya hidup modern.
Tahun lalu, sebuah lembaga survei, Health Collaborative Center (HCC) Jakarta mengungkapkan tingginya angka kesepian yang melanda di Jabodetabek. Dari 1299 responden yang terlibat dalam survei, sebanyak 44% atau separuhnya mengalami kesepian sedang. Sementara 6% mengalami kesepian berat.