Sport  

Dari Juara Olimpiade Jadi Wakil Menpora


Jakarta

Taufik Hidayat resmi menjadi Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga mendampingi Dito Ariotedjo, yang dipertahankan menjadi Menpora. Berikut profil Taufik Hidayat.

Berikut perjalanan legenda hidup bulutangkis tersebut hingga mendapatkan posisi salah satu wakil menteri yang masuk dalam daftar Kabinet Merah Putih pemerintahan Prabowo Subianto.

Semula, ia dipanggil ke Kertanegara, Jakarta Selatan, kediaman Prabowo pada 15 Oktober lalu. Dalam pertemuannya dengan Presiden baru, peraih medali emas Olimpiade 2004 Athena itu, mengaku diminta membantu di kabinet sesuai dengan bidang keahliannya.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Taufik Hidayat menjelaskan ia dan Prabowo banyak berdiskusi terkait olahraga. Ia juga diminta meningkatkan prestasi olahraga.

“Ya untuk ditingkatkan lagi prestasi olahraga. Beliau berbicara olahraga dengan saya, saya kurang tau di mananya,” ujar Taufik dikutip dari detiknews.

Usai pertemuan itu, Taufik akhirnya benar-benar dipilih untuk menempati posisi yang sesuai dengan bidangnya yaitu sebagai Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga.

Berkecimpung di Kemenpora Bukan Kali Perdana

Berkecimpung di lingkungan Kemenpora sendiri bukan kali pertama bagi Taufik Hidayat. Ia pernah didapuk menjadi Wakil Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) 2016-2017, serta menjadi Staf khusus di Kemenpora tahun 2017-2018.

Hal ini tak mengherankan karena rekam jejak Taufik yang merupakan mantan atlet bulutangkis tunggal putra nomor 1 dunia, sehingga pengalamannya tersebut bisa membantu pengembangan olahraga di Indonesia dan berprestasi di kancah dunia.

Taufik lahir dan tumbuh besar di Pangalengan, Kabupaten Bandung, pada 10 Agustus 1981. Ia mengenal bulutangkis sejak usia delapan tahun, kemudian masuk pelatnas pada tahun 1996.

Dilatih Mulyo Handoyo, Taufik perlahan tapi pasti mulai menunjukkan kepiawaiannya dalam bulutangkis.

Berbagai kejuaraan mulai dari single event hingga multievent sukses dipersembahkannya dengan tinta emas baik junior maupun senior.

Ia pernah meraih medali emas di Kejuaraan Asia Junior 1997 di Manila, kemudian menyumbangkan medali emas baik di SEA Games maupun Asian Games, baik di nomor beregu putra maupun nomor perorangan putra.

Dia juga ikut menjadi salah satu pebulutangkis dalam tim Indonesia yang sukses membawa pulang Piala Thomas di Kuala Lumpur 2000 dan Guangzhou 2002, serta menjadi juara dunia pada 2005 di Anaheim.

Puncaknya, Taufik meraih medali emas Olimpiade 2004 di Athena. Setelah itu, Taufik memutuskan menggantungkan raketnya pada 2013. Ia berhenti setelah sekian lama mengharumkan nama Indonesia.

ATHENS - AUGUST 21: (L-R) Seung Mo Shon of Korea (silver), Taufik Hidayat of Indonesia (gold) and Soni Dwi Kuncoro of Indonesia (bronze) celebrate after receiving medals for the men's singles badminton event on August 21, 2004 during the Athens 2004 Summer Olympic Games at Olympic Hall in the Goudi Olympic Complex in Athens, Greece. (Photo by Jonathan Ferrey/Getty Images)Taufik Hidayat (tengah) yang memenangi medali emas Olimpiade 2004 (Foto: Getty Images/Jonathan Ferrey)

Taufik sendiri sempat terjun ke dunia politik. Bahkan pada Pemilu legislatif 2024, ia turut mencalonkan diri di dapil Jawa Barat II melalui partai Gerindra. Namun, ia tak lolos.

Suami dari Ami Gumelar ini juga tercatat sebagai salah satu legenda bulutangkis yang cukup keras terhadap prestasi junior-juniornya. Hal itu demi kemajuan bulutangkis Indonesia.

Sampai akhirnya, Taufik terpilih menjadi Wakil Menpora. Jabatan baru untuknya meskipun dari pengalaman olahraga sudah melalang buana.

(mcy/aff)

Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *