Jumlah korban tewas akibat serangan udara Israel yang menghantam kota Nabatiyeh, Lebanon bagian selatan, bertambah menjadi sedikitnya 16 orang. Salah satu korban tewas merupakan Wali Kota Nabatiyeh Ahmad Kahil, dengan dua gedung pemerintahan setempat ikut dihantam serangan.
Gubernur Provinsi Nabatiyeh Howaida Turk dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Kamis (17/10/2024), menyebut serangan Israel yang melanda pada Rabu (16/10) waktu setempat itu sebagai “pembantaian”. Dia menyebut serangan itu menghantam dua gedung pemerintah saat rapat darurat sedang digelar.
Turk menyebut serangan yang menghantam kota Nabatiyeh itu merupakan bagian dari 11 serangan yang menghujani kota Nabatiyeh dan area sekitarnya, yang disebutnya telah menciptakan “semacam sabuk api” di area tersebut.
Menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, sedikitnya 16 orang tewas dan 52 orang lainnya mengalami luka-luka akibat serangan di Nabatiyeh tersebut.
Otoritas pertahanan sipil Lebanon melaporkan bahwa serangan Israel itu menewaskan salah satu stafnya yang sedang berada di gedung pemerintah kota itu dengan beberapa rekannya.
Tim penyelamat yang berafiliasi dengan Hizbullah menyebut serangan itu menghancurkan fasilitas medis setempat, dengan dua dokter termasuk di antara korban tewas.
Kantor berita resmi Lebanon, National News Agency (NNA), melaporkan kantor pusat pemerintah kota Nabatiyeh mengalami kerusakan akibat serangan itu, yang memaksa para personel militer untuk mengevakuasi fasilitas tersebut.