Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran dan Wakil Gubernur Kalteng Edy Pratowo melakukan percepatan pembangunan strategis jelang akhir masa jabatannya. Salah satunya dengan meningkatkan Desa Berlistrik dengan Energi Baru Terbarukan (EBT) seperti PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya).
Sugianto mengungkapkan lewat program bantuan pasang baru listrik atau BPBL (Bantuan Pasang Baru Listrik), pihaknya berupaya untuk meningkatkan rasio elektrifikasi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat tidak mampu.
Ia menjelaskan cakupan wilayah yang begitu luas jadi salah satu penyebab belum terealisasinya pemerataan jaringan listrik di Kalimantan Tengah. Belum lagi kondisi geografis yang spesifik, serta infrastruktur di daerah terpencil yang masih sulit.
“Kondisi kelistrikan di Kalteng sebetulnya sudah surplus terkait dengan daya listrik, namun kendalanya adalah kondisi geografis, di mana infrastruktur ke daerah terpencil sangat terbatas sehingga akses listrik dari PLN masih sulit untuk menembus daerah terpencil,” kata Sugianto dalam keterangan tertulis, Senin (14/10/2024).
Ia menambahkan rasio desa berlistrik di Kalimantan Tengah sebesar kurang lebih 87,52%, artinya 370 desa dari 1.571 desa belum mendapatkan akses listrik dari pemerintah. Kemudian, Rasio Elektrifikasi sebesar kurang lebih 94,14%, artinya kurang lebih 47.416 keluarga belum mendapatkan akses listrik di seluruh wilayah Kalimantan Tengah.
Berdasarkan data tersebut, ia menilai Pemprov Kalteng harus memiliki terobosan dan inovasi dalam percepatan pemerataan terhadap akses listrik sampai pedesaan. Berdasarkan RPJMD Tahun 2021-2026, di tahun 2026 nanti semua desa di Kalimantan Tengah akan 100% teraliri listrik, baik dari PLN maupun yang diakses dengan PLTS.
“Perlu upaya percepatan, tahun 2026 terlalu lama, kita tidak bisa berharap dan menunggu program nasional. Dengan perhitungan yang cermat, dan dibarengi kenaikan APBD yang signifikan, saya telah mencanangkan program Kalteng Bercahaya, yang saya targetkan di akhir tahun 2024 semua desa mendapat akses listrik, dan anggaran telah kita siapkan untuk itu sebesar 432 miliar,” paparnya.
Adapun untuk teknis implementasinya, kata Sugianto, Kalteng Bercahaya akan diakses menggunakan PLTS. Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah melalui Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan Pembangunan Listrik dengan menggunakan EBT, yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
“Implementasinya adalah Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah akan memberikan bantuan atau hibah kepada masyarakat, di mana akses PLN belum bisa masuk dalam dua atau tiga tahun ke depan. Bantuan PLTS untuk tahun 2024 diberikan kepada kurang lebih 20.711 rumah tangga di 186 Desa di seluruh Kalimantan Tengah. Di dalam anggaran perubahan tahun ini juga, mengakses lagi sekitar 25.000 keluarga di 184 Desa,” terang Sugianto.
Lewat hal tersebut, diharapkan seluruh desa sampai pelosok terpencil listrik menyala. Dengan begitu, pihaknya turut mendorong produktivitas masyarakat menjadi kian meningkat.
“Kalteng menyala ini secara umum akan mengurangi gap kehidupan sosial masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan, padahal mereka hidup di bumi dan tanah yang sama, yaitu Bumi Tambun Bungai. Sejatinya harus mendapatkan pelayanan dan kehidupan yang sama layaknya,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas ESDM Provinsi Kalimantan Tengah Vent Crisway menjelaskan upaya peningkatan rasio elektrifikasi rumah tangga berlistrik di Kalimantan Tengah. Menurutnya peningkatan rasio elektrifikasi akan dilakukan melalui program pemasangan baru listrik ke rumah tangga ke daerah yang sudah dimasuki akses listrik PLN, namun masih belum dapat dinikmati oleh rumah tangga yang tidak mampu.
“Keluarga tidak mampu ini, belum bisa menikmati listrik meskipun sudah ada jaringan PLN. Untuk itu bapak Gubernur menginstruksikan, agar membantu rumah tangga tidak mampu ini, untuk bisa menikmati listrik,” jelas Vent.
“Untuk tahun 2024 ini, telah dianggarkan untuk membantu kurang lebih di 5.500 rumah tangga yang belum menerima akses PLN dan dikategorikan sebagai keluarga yang tidak mampu,” katanya.
Sebagai informasi, program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) untuk setiap unit rumah yang akan dibantu listrik dari PLN spesifikasinya meliputi listrik 900 watt, tiga titik lampu, satu stop kontak, dan akan diberikan sertifikat laik operasi dari institusi yang berwenang, serta token 200 ribu untuk setiap unit rumah.
Ke depannya seluruh masyarakat Kalimantan Tengah akan mendapatkan akses listrik yang memadai dari PLN maupun pembangkit yang lain, seiring dengan peningkatan taraf hidup masyarakat. Manfaat Kalteng Bercahaya diharapkan dapat benar-benar dinikmati untuk hajat hidup orang banyak.