Tehran –
Iran telah melarang pager dan walkie-talkie di semua penerbangan setelah serangan sabotase mematikan di Lebanon memakai perangkat komunikasi itu yang dituduhkan pada Israel.
“Masuknya perangkat komunikasi elektronik apapun, kecuali telepon seluler, ke dalam kabin penerbangan atau … ke dalam kargo yang tidak disertai penumpang, telah dilarang,” kantor berita ISNA melaporkan, mengutip juru bicara Organisasi Penerbangan Sipil Iran Jafar Yazerlo, dilansir AFP, Minggu (13/10/2024).
Keputusan itu diambil tiga minggu sejak serangan sabotase yang menargetkan anggota kelompok Hizbullah, sekutu Iran di Lebanon, yang menyebabkan pager dan walkie-talkie meledak, menewaskan sedikitnya 39 orang.
Hampir 3.000 orang lainnya terluka dalam serangan itu, yang oleh Iran dan Hizbullah menyalahkan Israel, termasuk duta besar Teheran untuk Lebanon Mojtaba Amani.
Awal bulan ini, maskapai penerbangan Emirates yang berbasis di Dubai melarang pager dan walkie-talkie di dalam pesawatnya.
Ketegangan regional telah meningkat sejak pecahnya perang Gaza pada Oktober tahun lalu, yang melibatkan kelompok-kelompok yang berpihak pada Iran dari Lebanon, Irak, Suriah dan Yaman.
Beberapa maskapai penerbangan dalam beberapa pekan terakhir menangguhkan penerbangan ke Iran menyusul serangan rudal Teheran terhadap Israel pada 1 Oktober.
Iran menembakkan sekitar 200 rudal ke Israel sebagai pembalasan atas pembunuhan para pemimpin militan yang bersekutu dengan Teheran di wilayah tersebut dan seorang jenderal di Garda Revolusi Iran.
Israel sejak itu berjanji akan membalas, dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengatakan responsnya akan “mematikan, tepat, dan mengejutkan”.
(fas/fas)