Ketiga paslon Pilkada Jakarta 2024 yakni nomor urut 1 Ridwan Kamil-Suswono, nomor urut 2 Dharma Pongrekun-Kun Wardana dan nomor urut 3 Pramono Anung-Rano Karno ikut serta dalam debat. Tema debat sendiri, yakni ‘Penguatan Sumber Daya Manusia dan Transformasi Jakarta menjadi Kota Global’.
Berikut sederet janji Ridwan Kamil, Dharma Pongrekun dan Pramono Anung saat debat:
Janji Ridwan Kamil
RK Janji Berdayakan Ibu-ibu, Bikin Sekolah Perempuan Jika Terpilih
Ridwan Kamil (RK)-Suswono menyampaikan program pemberdayaan ibu-ibu dalam debat perdana Pilkada Jakarta. RK berjanji akan membuat sekolah perempuan.
“Kita akan melakukan namanya pemberdayaan ibu-ibu yang tinggal di rumah dengan namanya sekolah perempuan,” kata RK dalam debat perdana.
Mantan Gubernur Jawa Barat ini lalu mengungkit pernah membuat program sekolah perempuan raih impian dan cita-cita atau sekoper cinta. Kata RK, sekoper cinta itu mencetak lulus 75 ribu perempuan yang kini menjadi wirausaha.
“Dulu saya pernah bikin namanya sekoper cinta, sekolah perempuan raih impian dan cita-cita, itu lulusannya 75 ribu bisa menjadi wirausaha, melek, bahkan ada kurikulum antiradikalisme ya di sekolah perempuan sehingga mereka naik kelasnya,” kata RK.
Tak hanya itu, RK berjanji akan membuat sekolah politik perempuan. Hal itu, kata RK, agar perempuan bisa berjuang sendiri untuk masa depan keluarga dan juga gender.
“Termasuk kita ada rencama membuat sekolah politik perempuan, agar perempuan bisa berjuang sendiri untuk masa depan keluarga dan gender,” ungkapnya.
RK Tegaskan Lagi Janji Anggaran Rp 200 Juta Per RW di Debat
RK mengatakan urusan Jakarta tidak bisa hanya diselesaikan di balai kota. RK mengenalkan konsep DKI dalam kepemimpinannya nanti.
“Kenyataannya tidaklah mungkin urusan Jakarta dibereskan sentralisasi dari balai kota. Konsep Rido adalah DKI, Desentralisasi, Kolaborasi dan Inovasi,” kata RK.
RK berbicara mengenai demokratisasi ide di Jakarta. Dia berjanji menganggarkan uang Rp 200 juta untuk setiap RW dalam rangka mendesain sendiri masa depan Jakarta versi mereka.
“Kelurahan itu adalah ujung ASN, di bawah kelurahan ada RW, itulah kenapa kita akan demokratisasi warga-warga Jakarta yang pintar untuk mendesain sendiri versi globalnya mereka dengan cara apa? Diberi anggaran Rp 200 juta per tahun per RW. Total Rp 1 Miliar selama 5 tahun, insentif RT, RW, Dasawisma, PKK, Posyandu semua juga dinaikkan,” ujar RK.
RK mengatakan Gubernur Jakarta bisa mengurus masalah yang lebih besar. Sedangkan hal-hal lain bisa dibereskan oleh setiap RW.
“Kombinasi ini bayangkan ada rapat di 2.700 RW dibimbing oleh Pak Lurah untuk mendesain masa depannya sendiri, gubernur bisa ngurus yang besar-besar, di level ujung bisa oleh lurah dan para RW yang diberdayakan,” ujar RK.
RK Janji Hadirkan Riverway Lintasi 13 Sungai Kurangi Macet Jakarta
RK berjanji akan membuat riverway atau jalur sungai untuk mengatasi kemacetan di Jakarta. RK menyebut nantinya moda transportasi perahu melintasi 13 sungai di Jakarta.
Hal itu disampaikan RK saat menanggapi usulan dari Dharma Pongrekun dalam debat perdana Pilkada Jakarta. Saat itu, Dharma mengusulkan diciptakannya pusat aktivitas warga yang tak jauh dari permukiman warga. Dharma juga berharap ada kantong parkir yang nyaman supaya warga bisa naik transportasi umum.
RK mulanya menjelaskan ada dua cara utama mengatasi persoalan macet di Jakarta yaitu meningkatkan fasilitas transportasi umum untuk mengakomodasi pergerakan masyarakat seperti TransJakarta, MRT Jakarta, hingga LRT Jakarta/Jabodebek. Lalu RK mengatakan dirinya akan berinovasi membangun riverway untuk mengatasi macet jika terpilih.
“Ya untuk mengatasi kemacetan ada dua ideologi. Ideologi memfasilitasi pergerakan MRT, LRT, Transjakarta, busway, bike way dan sebagainya. Kita mungkin akan coba berinovasi membuat riverway atau perahu melintasi 13 sungai,” kata RK.
Di samping itu, RK mengatakan akan membangun Central Business District (CBD) di wilayah masing-masing seperti nantinya warga Jakarta yang tinggal di Selatan harus bekerja dan beraktivitas di selatan. Hal tersebut menurutnya akan mengurangi aktivitas masyarakat di satu wilayah tertentu.
“Sehingga orang selatan tinggalnya di selatan, tidak usah ke pusat. Kerja di selatan nge-mall di selatan. Orang di barat tinggal di barat, kerja di barat, nge-mallnya di barat tidak semua ke pusat,” ujarnya.