Tiga rumah sakit di Lebanon mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan layanan di tengah pemboman Israel yang sedang berlangsung. Sementara tim penyelamat yang berafiliasi dengan Hizbullah mengatakan 11 personelnya tewas dalam serangan Israel di Lebanon selatan.
Sabtu (5/10/2024), Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati mendesak masyarakat internasional untuk menekan Israel agar mengizinkan tim penyelamat dan bantuan untuk mencapai lokasi yang dibom. Dan juga meminta mengizinkan mereka untuk memindahkan korban dengan beberapa lusin personel darurat tewas dalam beberapa hari terakhir.
Rumah Sakit Sainte Therese di pinggiran selatan Beirut melaporkan kerusakan besar dan mengatakan penargetan pesawat tempur Israel… di sekitar fasilitas tersebut pada hari Kamis (3/10). Hal ini menyebabkan penghentian layanan rumah sakit, dalam sebuah pernyataan yang dimuat oleh Kantor Berita Nasional (NNA) resmi.
Rumah sakit Mais al-Jabal di Lebanon Selatan di perbatasan dengan Israel mengumumkan penghentian kerja semua departemen, dengan menyebutkan beberapa faktor termasuk ‘penargetan musuh terhadap rumah sakit’ sejak Oktober lalu, dan masalah pada jalur pasokan dan akses staf.
Kemudian, Direktur rumah sakit pemerintah Marjayoun di Lebanon selatan, Mouenes Kalakesh, mengatakan kepada AFP bahwa serangan udara Israel menargetkan ambulans di pintu masuk utama rumah sakit. Selain itu juga menewaskan paramedis yang membawa korban luka ke fasilitas tersebut.
Layanan darurat Komite Kesehatan Islam, yang berafiliasi dengan Hizbullah, mengatakan tujuh personel darurat tewas dalam agresi langsung Zionis terhadap tim darurat di rumah sakit Marjayoun, sementara empat lainnya tewas dalam dua serangan di tempat lain di Lebanon selatan.