Hoegeng Corner Edisi kali ini bakal menghadirkan polisi inovatif dari Bungo, Jambi, yaitu Bripka Arjunif.
Hoegeng Corner episode ketiga ini bakal tayang secara live pada Jumat (4/10/2024) pukul 10.00 WIB. Dua edisi sebelumnya, Hoegeng Corner menghadirkan Asisten Kapolri bidang Sumber Daya Manusia (As SDM Kapolri), dan Aipda Muhammad Irvan yang menggagas ‘hotel’ lansia di Singkawang Polda Kalimantan Barat (Kalbar).
Untuk diketahui, Hoegeng Corner merupakan program kolaborasi dengan Staf Sumber Daya Manusia (SSDM) Polri. Program ini diharapkan dapat menjaring polisi-polisi teladan dari seluruh daerah di Indonesia.
Hoegeng Corner diselenggarakan pada awal Oktober hingga akhir Desember 2024. Program ini mengangkat figur polisi teladan dan berprestasi yang berasal dari usulan Satwil/Satker Polri.
Kandidat polisi teladan dan berprestasi yang terpilih dalam Hoegeng Corner, akan dibawa ke proses seleksi Hoegeng Awards yang dimulai pada Januari 2025.
Tentang Bripka Arjunif
Bripka Arjunif menyulap kawasan bekas galian penambangan emas tanpa izin (PETI) di Kecamatan Bathin II Babeko, Bungo Jambi, menjadi cekungan penampung air atau embung yang bermanfaat untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), mengairi kebun warga, serta pemenuhan lauk makan warga sekitar. Bripka Arjunif adalah bhabinkamtibmas Desa Sepunggur, Bathin II Babeko, Bungo Jambi.
Pada 2019 lalu, dia mendapat informasi soal lahan bekas PETI tersebut sudah terbengkalai 30 tahun lebih. Dia lalu mengajak dan meyakinkan warga bersama pemerintah desa (pemdes) untuk bergotong royong mengalihfungsikan lahan tidur tersebut menjadi embung. Arjunif mengedukasi warga tentang sejumlah manfaat yang dapat dirasakan bersama jika ada embung.
Pemerintah Desa dan tokoh masyarakat menyambut baik gagasan tersebut. Kemudian Arjunif bersama masyarakat Desa Sepunggur berswadaya membersihkan lahan tersebut. Sekitar dua sampai tiga bulan bergotong royong, lahan pun bersih dan embung pun jadi.
“Embung ini sudah terbukti kalau kemarau enam sampai delapan bulan tidak kering, cadangan (air)-nya cukup,” sambung dia.
Tantangan Bripka Arjunif dan warga desa dalam mengelola embung tak berhenti sampai di situ. Dia kembali mendengar mendengar keluhan dari warga soal akses jalan tak layak menuju lokasi.
Akses jalan sepanjang 500 meter pun dibangun agar kendaraan pengangkut air tim penanggulangan karhutla serta masyarakat yang membutuhkan air dapat sampai ke lokasi embung. Gagasan Bripka Arjunif pun berkembang hingga ke rencana budi daya ikan karena melihat di areal bawah embung terdapat cekungan-cekungan kecil yang dihidupi ikan secara liar.
“Di area bawahnya embung itu juga ada cekungan-cekungan kolam ikan, tapi tidak terkelola dan terawat, tidak digunakan lagi, mungkin sudah 40 tahun umur lahan itu. Ada 52 kolam di bawah embung. Saya lalu berkoordinasi dengan Dinas Perikanan (Pemkab Bungo) supaya memberikan bibit ikan,” jelas Arjunif.
Arjunif bersyukur, warganya mendapat bantuan bibit Ikan Nila sebanyak 48.000 ekor yang pemberiannya dibagi menjadi dua gelombang. Tak hanya bibit ikan, Arjunif mengatakan warganya pun mendapat bantuan pakan ikan.
Arjunif menuturkan perkembangan pengelolaan Embung Telago Air Hitam berjalan sesuai rencana. Masyarakat bahkan memanfaatkan air embung untuk mandi, mencuci pakaian, dan penyiraman tanaman holtikultura.