Seperti diketahui, DPR baru saja selesai menggelar IAPF di Bali yang merupakan forum parlemen Indonesia dengan negara-negara Afrika. Konferensi ini merupakan kali pertama digelar atas inisiasi DPR sebagai salah satu upaya memperkuat hubungan Indonesia dengan Afrika melalui jalur parlemen.
Ketua DPR RI Puan Maharani yang memimpin penyelenggaraan IAPF menyatakan forum ini juga sebagai upaya menghidupkan kembali semangat KAA (Konferensi Asia Afrika) tahun 1955 dengan mengemban misi perdamaian, menentang kolonialisme, serta mewujudkan kesejahteraan.
Kendati berangkat dari misi yang sama dengan KAA tahun 1955, namun IAPF disebut berbeda sebab saat ini Parlemen ikut berkontribusi dengan menciptakan perdamaian dan kesejahteraan di Asia Afrika. Anton menilai langkah DPR dapat membantu Pemerintah yang berupaya meningkatkan kerja sama dengan negara-negara Afrika.
“Bagaimanapun juga, di tengah kondisi politik internasional yang tidak menentu, penguatan solidaritas Selatan-Selatan tidak hanya efektif bisa dilakukan oleh pemerintah saja. Butuh kolaborasi banyak aktor yang untuk mengkonsolidasikan kerja sama antar negara berkembang,” jelas Anton.
Dengan tema ‘Memperkuat Kemitraan Parlemen Indonesia-Afrika untuk Pembangunan’, IAPF berfokus pada penguatan kerja sama Selatan-Selatan (KSS) dan mengembangkan hubungan antar-masyarakat yang lebih erat.
KSS sendiri merupakan bentuk solidaritas atau skema kerja sama antar negara berkembang yang dilakukan melalui berbagai hubungan bilateral dan multilateral secara mutual dengan tujuan menghasilkan solusi-solusi bersama bagi pembangunan negara Selatan. Anton mengatakan upaya DPR dapat membantu target Pemerintah terkait hal ini.
“Harus diakui, keinginan Presiden Joko Widodo dalam meningkatkan diplomasi ekonomi ke kawasan Afrika dalam satu dasawarsa ini terbilang sulit dieksekusi. Upaya perluasan pasar ekspor produk Indonesia ke benua Afrika juga tidak banyak menunjukkan hasil yang menggembirakan,” papar Anton.
“Oleh karenanya, langkah paralel yang dilakukan DPR tentu harapannya dapat mendorong percepatan serta keseriusan pemerintah dalam meningkatkan kualitas kerja sama dengan negara-negara di kawasan Afrika,” sambungnya.
Anton mendukung upaya diplomasi parlemen yang dilakukan DPR. Menurut Anton, penyelenggaraan IAPF dapat membuahkan hasil positif karena jalur parlemen merupakan salah satu langkah efektif dalam meningkatkan hubungan bilateral antar-negara.
“Sebagai negara yang memiliki sejarah memelopori solidaritas negara berkembang, mendorong pertemuan seperti IAPF adalah esensial,” terang Head of Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE) itu.