Analisis PPI Pertarungan Pilkada di Jawa-Jakarta-Banten, Mana Paling Sengit?

Sejumlah pasangan calon telah mendaftar ke KPUD sebagai bakal calon kepala dan wakil kepala daerah. Lalu, daerah pemilihan mana yang akan menjadi battleground atau pertempuran perebutan suara paling sengit di Pilkada 2024?

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno, menilai pilkada di Pulau Jawa + Jakarta dan Banten akan berlangsung sengit. Salah satu faktornya ialah para bakal paslon yang maju beririsan dengan kepentingan politik nasional.

“Karena pilkada provinsi Pulau Jawa + Jakarta dan Banten ini hampir dipastikan menyangkut 50% pemilih di tingkat nasional yang konsenterasi di provinsi ini. Kenapa battleground-nya disebut di Pulau Jawa + Jakarta dan Banten? Karena memang figur-figur yang bertanding memiliki irisan politik secara nasional,” kata Adi saat dihubungi, Kamis (29/8/2024).

Adi menyebut Pilgub Jawa Tengah akan berlangsung panas. Dia menilai pilkada di daerah ini akan mengulang rivalitas Presiden Joko Widodo dan PDIP.

“Misalnya di Jawa Tengah ini kan mengulang rivalitas antara Jokowi dan PDIP. Lutfhi itu adalah orangnya Jokowi dan Andika adalah kader PDIP dan head to head sama-sama jenderal bintng,” katanya.

Persaingan ketat juga diprediksi akan tersaji di Pilgub Jawa Timur. Adi menyebut tiga sosok yang akan maju sebagai calon gubernur di daerah tersebut memiliki irisan pemilih yang sama.

“Di Jawa Timur Khofifah cukup unggul karena petahana tapi dua penantangnya memiliki irisan pemilih yang bisa menggerogoti suara Khofifah. Misalnya Risma, segmentasi pemilihnya juga menyasar kalangan perempuan. Risma sosok populer dianggap cukup sukses sebagai Wali Kota dan saat ini Menteri Sosial,” katanya.

“Begitupun jagoan yang diusung PKB, Luluk Nur Hamidah, beliau itu adalah aktivis NU yang saya kira beririsan dengan pemilihnya Khofifah. Khofifah saat ini ujian terbesarnya karena dua penantangnya sama-sama perempuan segmen pemilihnya beririsan satu sama lain,” sambung Adi.

Pilgub Jawa Barat juga diyakini akan menghadirkan persaingan menarik. Dua bakal paslon yang akan maju sama-sama didukung oleh mesin partai politik yang mumpuni. Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan diusung oleh 13 partai politik sementara bakal paslon lainnya, Ahmad Syaikhu dan Ilham Habibie, diusung koalisi PKS-NasDem yang diketahui memiliki basis suara kuat di Jawa Barat.

“Saya kira Dedy Mulyadi harus kerja keras karena penantangnya itu Syaikhu dan Ilham Habibie di mana Syaikhu adalah Presiden PKS dan mesin politiknya cukup solid di Jawa Barat. Apalagi ketiadaan di Jawa Barat membuat pertarungan menjadi lebih kompetitif. Di Jawa Barat PKS dan NasDem ini mesin politiknya teruji kuat dan cukup solid,” tutur Adi.

Adi mengatakan persaingan di Pilgub Banten juga bisa berlangsung panas. Dia menyebut ada ‘perang saudara’ dari kontestasi calon gubernur Banten.

“Di Banten menarik persaingannya karena terjadi perang saudara antara partai KIM khususnya kader Golkar, Airin, yang menghadapi koalisi mayoritas, jagoan Gerindra Andra Soni. Menarik karena ini perang saudara pastinya pertarungannya juga sulit apalagi di Banten menyangkut trah politiknya Airin,” terang Adi.

Lantas, bagaimana dengan Pilgub Jakarta?

Menurut Adi, persaingan di Jakarta akan berjalan kondusif. Para bakal paslon yang mendaftar pun, kata Adi, tidak memiliki rekam jejak untuk berkonfrontasi terbuka dengan saingan politiknya. Dia memprediksi persaingan di Pilgub Jakarta tidak akan sekeras seperti Pilgub Jawa Tengah.

“Di Jakarta pertarungannya agak landai setelah Ahok dan Anies nggak bisa maju apalagi calon yang muncul selama ini dinilai cukup kalem, sopan dan santun secara politik. Pamono Anung dan Ridwan Kamil komunikasinya tidk pernah meledak, tidak pernah konfrotasi secara terbuka. Jadi sekalipun pilkada di Jakarta menyedot perhatian banyak orang tapi rasa-rasanya tidak akan sekeras di Jawa Tengah. Jakarta menurut saya kondusif persaingan politiknya,” pungkas Adi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *