Pihak berwenang Aljazair pada Selasa menangkap tokoh oposisi Fethi Ghares. Penangkapan dilakukan menjelang pemilihan Presiden di negara tersebut.
Dilansir dari AFP, Selasa (28/8/2024), istri dari Ghares, dan kelompok hak-hak tahanan CNLD Aljazair, mengkonfirmasi soal penangkapan tersebut. Ghares pun dibawa ke tempat yang belum diketahui.
Fethi Ghares, mantan koordinator partai Gerakan Sosial dan Demokratik kiri yang sekarang diasingkan, ditangkap oleh polisi berpakaian preman di rumahnya di ibu kota Aljazair, kata istrinya, Messaouda Cheballah.
Dalam sebuah video yang diunggah di Facebook dan diberi judul “Di mana Fethi Ghares?”, Cheballah, yang juga seorang aktivis politik, mengatakan polisi meminta suaminya untuk mengikuti mereka untuk apa yang mereka katakan sebagai “interogasi” dan tidak memiliki perintah pemanggilan.
Dia juga mengatakan petugas polisi mengatakan kepadanya bahwa mereka akan membawanya ke kantor polisi terdekat, tetapi ketika dia pergi ke sana, petugas lain mengatakan kepadanya bahwa dia tidak dibawa ke sana.
Belum ada pernyataan resmi dari pemerintah tentang penangkapan Ghares.
Penangkapan itu dilakukan menjelang pemilihan presiden Aljazair pada 7 September. Ghares, 49 tahun, sebelumnya pernah ditangkap pada 2021 dan kemudian dijatuhi hukuman penjara atas tuduhan menghina presiden.
Pada Januari 2022, ia dijatuhi hukuman dua tahun penjara karena “melukai pribadi presiden republik”, Abdelmadjid Tebboune, dan “menyebarkan informasi yang dapat merusak persatuan nasional” dan ketertiban umum.
Ia dibebaskan pada Maret 2022 setelah hukumannya dikurangi melalui banding.
Sebagai tokoh oposisi kiri sekuler Aljazair, Ghares pada 2019 bergabung dengan gerakan pro-demokrasi Hirak — protes massa yang menyingkirkan presiden veteran Abdelaziz Bouteflika dari kekuasaan.
Partai Gerakan Sosial dan Demokratiknya — penerus Partai Komunis Aljazair — disingkirkan pada Februari 2023.