Usai terbunuhnya pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dan tokoh Hizbullah Fuad Shukr, situasi di Timur Tengah memanas. Pemerintah Indonesia menyiapkan rencana darurat bila perang meletus di negara-negara yang berkonflik dengan Israel tersebut, yakni mengevakuasi semua Warga Negara Indonesia (WNI).
“Khusus untuk masalah evakuasi, yang dapat saya sampaikan saat ini adalah KBRI di kawasan Timur Tengah masing-masing sudah memiliki rencana contingency plan apabila dibutuhkan,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI), Rolliansyah Soemirat atau Roy, kepada wartawan di Jakarta Pusat, Selasa (7/8/2024).
Pihak Kemlu RI terus melakukan koordinasi dengan pelbagai Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di kawasan Timur Tengah. Sebagaimana diketahui, negara-negara yang saat ini genting adalah Lebanon tempat Hizbullah berada, juga Iran sebagai negara yang menjadi tempat terbunuhnya Haniyeh pada 31 Juli lalu.
“Sehingga kita terus melakukan koordinasi perencanaan kalau-kalau situasi semakin memburuk dan mengharuskan terjadinya evakuasi WNI di negara-negara tersebut. Rencana sudah ada tapi kita berharap situasi membaik sehingga tidak diperlukan upaya-upaya itu,” kata Roy.
Sikap pemerintah Indonesia sehubungan dengan konflik Israel-Palestina adalah jelas yakni membela Palestina dan menentang penjajahan Israel. Indonesia akan terus menggaungkan keputusan Mahkamah Internasional (International Court of Justice/ICJ) yang menyatakan pendudukan Israel di Palestina adalah tindakan ilegal.
“Ibu Menlu akan terus melakukan komunikasi dan koordinasi dengan Menlu negara-negara lain, khususnya dari 8 negara OKI (Organisasi Kerja Sama Islam). Forum yang paling dekat adalah Sidang Majelis Umum PBB yang akan berlangsung di Markas Besar PBB di New York,” kata Roy.