Duduk Perkara Ramai Warga ‘Surfing’ di Bendungan Pleret hingga TNI Dibentak

Viral sejumlah juru parkir marah-marah kepada anggota TNI di Bendungan Simongan atau Pleret, sungai Banjir Kanal Barat (BKB) Kota Semarang. Mereka marah karena diingatkan soal bahaya ‘surfing‘ di lokasi itu.

Bendung Pleret Sungai BKB Kota Semarang beberapa hari ini ramai dikunjungi warga. Banyak dari mereka memanfaatkan bendungan untuk bermain seluncuran air dan aksi itu viral di media sosial.

Dari pantauan sejumlah remaja tanggung terlihat berkumpul di bagian atas seluncuran air dan mulai merosot bersama sembari berteriak dan tertawa. Sedangkan di pinggir sungai, ratusan orang menonton aksi mereka

Aliran air di bendungan tersebut tak terlalu deras. Hanya cukup membasahi lantai bendungan yang miring. Kondisi itu digunakan para remaja untuk berseluncur. Ada yang berdiri bak surfing, ada juga yang duduk maupun tengkurap.

Surfing di Bendungan Pleret Bahaya

Keseruan ‘surfing‘ atau berselancar di Bendung Simongan ternyata menyimpan bahaya. Penjaga bendungan pun kewalahan meminta anak-anak dan warga lainnya untuk tidak bermain di sana.

Kegiatan perosotan di mercu Bendung Pleret akhir-akhir ini sedang trending karena terlihat asyik. Anak-anak dan remaja ramai-ramai meluncur di sistem bendung pertama di Kota Semarang itu.

Petugas Bendung, Bayu, mengatakan di lokasi tersebut sebenarnya ada zona umum dan zona khusus. Zona umum adalah taman yang memang digunakan untuk kegiatan warga. Sedangkan zona khusus adalah bendungan dan pintu air yang sebenarnya sudah terpampang sejumlah larangan, termasuk bermain di sana.

“Kita sudah kunci semua akses ke sana, kita gembok. Tapi ada yang lewat dari zona umum itu, lewat bawah. Ada yang mlipir-mlipir. Sejak viral, yang datang banyak sekali, susah untuk ngasih tahunya,” kata Bayu di Bendung Pleret, Senin (15/7/2024).

Ia menjelaskan potensi bahaya bermain di Bendung Pleret cukup besar, apalagi ketika daerah Kabupaten Semarang sedang hujan. Air bah bisa saja datang.

“Bahaya jika ada air bah datang dari atas. Memang biasanya ada pertanda air berubah jadi warna cokelat, tapi kan tidak semua menyadarinya,” ujar Bayu.

Kemudian ada juga beda kedalaman di sekitar mercu tepatnya di pintu air. Pada Minggu (14/7) sore, bahkan ada remaja yang nyaris tenggelam karena tidak tahu di sekitar pintu air itu memiliki kedalaman 2 meter.

Sementara itu, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu atau Mbak Ita mengingatkan kepada warganya agar waspada bila bermain seluncuran atau surfing di Bendung Pleret BKB. Dia juga meminta kepada jajarannya agar memastikan sistem peringatan dini di sana berjalan dengan baik.

“Saat ini memang masih viral terkait surfing Pleret di BKB itu. Memang jadi suatu keunikan, karena kebetulan airnya itu sedang surut. Tetapi kami harapkan tetap waspada, karena ada kekhawatiran kalau terjadi air bah,” ujar Mbak Ita Selasa (16/7/2024).

Dia menyebut akan berkoordinasi dengan BMKG untuk memantau cuaca sebagai antisipasi munculnya debit air tinggi di bendung itu. Selain itu, sistem peringatan dini atau early warning system (EWS) yang memantau debit air juga akan dipastikan berjalan dengan baik.

“Kami juga minta DPU untuk melihat dan mengecek EWS (early warning system) yang terpasang. Nanti akan ada semacam sinyal warning kalau terjadi kiriman air lebih besar, agar anak-anak bisa waspada juga,” tambahnya.

Mbak Ita memaklumi bila banyak warga yang memanfaatkan surutnya air di bendung tersebut sebagai wahana hiburan. Namun dia meminta agar masyarakat tetap berhati-hati.

Nantinya, wilayah tersebut juga akan dipasang rambu dan nomor darurat yang bisa dihubungi bila terjadi sesuatu yang tak diinginkan.

Viral TNI Dibentak Warga

Dilansir detikJateng, peristiwa yang beredar di media sosial itu diketahui terjadi pada Rabu (17/7) siang. Dalam video yang beredar di media sosial, terlihat sejumlah orang mendesak anggota TNI dan ada yang berteriak-teriak sambil merekam.

“Ini sudah sejak lama. Hiburan masyarakat. Jangan cari muka,” teriak salah satu orang di video yang dilihat detikJateng, Jumat (19/7/2024). Dalam video juga terlihat orang itu menunjuk-nunjuk anggota TNI tersebut. Dia juga meminta agar kejadian itu diviralkan.

Sementara itu, anggota TNI tersebut terlihat tetap tenang, kemudian tampak menelepon seseorang. “Viralkan! Viralkan!” teriak si orang yang sama. Keesokan harinya, Kamis (18/7), para juru parkir itu sudah berada di kantor Koramil 01/Semarang Barat. Mereka lalu membuat video permintaan maaf.

“Kami warga Kelurahan Barusari minta maaf yang sebesar-besarnya kepada Koramil 01 Semarang Barat, Bapak Dylan Andreas. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya atas viralnya video tersebut. Dan kami minta maaf tidak akan mengulangi kejadian tersebut,” ujar salah satu pria itu dalam video permintaan maaf.

Bapak Dylan yang dimaksud ialah Sersan Mayor Dhiyan Andrela, Babinsa Simongan, yang ditunjuk-tunjuk warga dalam video yang viral. Dylan mengatakan saat itu pihaknya hanya ingin memberi imbauan karena sudah ada larangan bermain di sana.

“Untuk kronologi kejadian kemarin, viralnya saya, wahana air yang digunakan anak-anak bermain air dalam hal ini di sini Banjir Kanal, di situ sudah ada imbauan larangan dari papan pengumuman dari BBWS. Sebelumnya, saya bersama Camat, staf Kelurahan, melihat kejadian anak-anak viral bermain air di Banjir Kanal. Kami memberikan edukasi, sangat berbahaya apa yang dilakukan mereka,” kata Dylan kepada wartawan di kantor Danramil Semarang Barat, Jumat (19/7/2024).

Danramil 13/Semarang Selatan Mayor Arh Sujono membenarkan lokasi kejadian ada di wilayahnya. Ada delapan orang yang kemudian meminta maaf karena kejadian tersebut.

“Ada delapan orang kemarin. Iya, sudah minta maaf,” kata Sujono.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *