Spanyol memenangi Euro 2024 dengan permainan yang lebih lugas dan direct. La Furia Roja mulai meninggalkan gaya tiki-taka yang tak lagi ampuh 100 persen seperti dulu.
Publik barangkali belum lupa dengan kekalahan Spanyol dari Maroko di 16 besar Piala Dunia 2022. Tim asuhan Luis Enrique takluk via adu penalti usai bermain tanpa gol selama 120 menit. Padahal mereka menguasai 77 persen bola, bahkan melancarkan 1019 umpan!
Meski begitu, Spanyol kala itu minim peluang. Hanya satu tembakan yang mengarah ke gawang, menggambarkan betapa mubazir permainan Sergio Busquets dkk. Hal inilah yang coba diubah Luis de la Fuente.
Permainan menguasai bola tetap menjadi identitas Spanyol, namun tak lagi menjadi kewajiban. Bahkan selama Euro 2024, Alvaro Morata dkk sempat kalah penguasaan bola saat melawan Kroasia dan Jerman. Toh mereka tetap menang.
Spanyol berani bermain dengan bola-bola panjang vertikal tanpa basa-basi. Hal itu terlihat di final saat melawan Inggris. Semua gol tercipta lewat skema direct.
Gol Nico Williams di menit ke-47 diawali oleh penguasaan bola yang mumpuni dari Spanyol. Selama semenit lebih sejak sepak mula babak kedua, Inggris tak punya diberi kesempatan untuk menyerang. Namun yang selanjutnya terjadi amat cepat.
Spanyol menaikkan tempo dan dalam lima sentuhan, bola yang awalnya ada di kaki Fabian Ruiz area sendiri kini sudah mengarah ke Williams di kotak penalti lawan. Winger 22 tahun itu kemudian membobol gawang Jordan Pickford dengan tembakannya.
Hal serupa terjadi pada gol Mikel Oyarzabal. Dalam hitungan 10 detik, bola bergerak vertikal dari lini belakang, kemudian diumpan kepada Marc Cucurella yang berada di sayap untuk kemudian dikirim lagi kepada Oyarzabal yang menuntaskan peluang dari jarak dekat.
Perubahan gaya main Spanyol terbukti ampuh. Mereka menjadi juara dengan hasil sempurna, tanpa kekalahan dan selalu meraih kemenangan. Sempat diragukan bisa menjadi juara, nyatanya kini mereka yang tertawa paling lebar.