Bakamla RI menjemput 16 nelayan Indonesia yang ditangkap Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM). Belasan nelayan itu diduga memasuki perairan Malaysia untuk menangkap ikan secara ilegal.
Serah terima 16 nelayan dilaksanakan di perairan Malaysia, Tanjung Setapa, Kamis (11/7/2024). Mulanya, 16 nelayan tersebut ditangkap oleh APMM pada (25/4). Kemudian pada (24/6), Pengadilan Johor telah melakukan persidangan terhadap kasus tuduhan penangkapan ikan illegal yang dilakukan 16 nelayan tersebut.
“Dalam persidangan, Hakim memutuskan membebaskan 16 nelayan atas dugaan penangkapan ikan secara illegal di wilayah Malaysia. Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Johor Bahru berkoordinasi dengan Bakamla RI dan APMM guna memfasilitasi pemulangan menuju batas laut terluar Malaysia, untuk diserah terimakan kepada otoritas terkait di Indonesia,” tulis Bakamla dalam keterangan pers kepada wartawan, Kamis (11/7/2024).
Bakamla RI mengerahkan KN Pulau Nipah 321 untuk memfasilitasi pemulangan para nelayan menuju Dermaga Batu Ampar, Batam. Proses serah terima melibatkan Bakamla RI, KJRI Johor Bahru, dan APMM.
Masing-masing diwakili oleh Kepala Zona Bakamla Barat Laksamana Pertama Bakamla Bambang Trijanto, Konsul Jenderal RI Johor Bahru Sigit S. Widiyanto, dan Timbalan Pengarah Operasi Negeri Johor Kepten Maritim Kama Azri Bin Kamil.
Setibanya, Bakamla RI menyerahkan 16 nelayan tersebut kepada Dinas Kelautan Perikanan Prov. Kepulauan Riau untuk di data dan dipulangkan kedaerahnya masing-masing. Turut hadir dalam kegiatan ini, Tim Monitoring dan Evaluasi Patroli Bersama yang dipimpin oleh Direktur Operasi Laut Bakamla RI Laksma Bakamla Basri Mustari, serta Forkopimda Kepulauan Riau.