Sekretaris Jenderal PP PBSI M Fadil Imran enggan membicarakan soal bonus untuk atlet andai meraih medali emas di Olimpiade 2024. Ia bilang atletnya tak materialistis.
Bonus atau penghargaan menjadi hal lumrah diberikan kepada atlet saat berhasil mencapai target yang diharapkan pemerintah maupun induk federasi terkait.
Apalagi jika bicara levelnya Olimpiade, multiajang olahraga paling tinggi dan terbesar sejagat raya. Bagaimanapun, multievent itu adalah puncak dari kesuksesan karier atlet, termasuk bulutangkis.
Alih-alih memberikan bonus, Fadil menyebut, tanpa reward pun atletnya tetap berupaya untuk merebut medali emas.
“Target kita pertama, bagaimana teman-teman mendapatkan medali. Tentunya kita berupaya dapat medali emas,” kata Fadil seusai melakukan doa bersama bersama tim bulutangkis di Pelatnas PBSI, Kamis (11/7).
“Kalau soal reward saya kira anak-anak ini tidak mengharapkan apa-apa. Mereka ingin menjadi pahlawan dan namanya tercatat dalam sejarah bangsa ini. Itu more than everything buat Jojo (Jonatan Christie) dan kawan-kawan.”
“Jadi kami tidak materialistis. Jangan sampai ini karena mencari materi. Tapi ini demi kehormatan. Itu yang selalu anak-anak sampaikan bahwa mereka ingin menjadi pahlawan. Itu jauh lebih berharga,” Fadil mempertegas.
Sebelumnya, dari pemerintah telah memastikan akan memberikan bonus seperti edisi-edisi sebelumnya. Hanya untuk angka pastinya masih menunggu arahan dari Presiden RI Joko Widodo.
Sebelumnya, peraih medali emas Olimpiade Tokyo mendapatkan bonus Rp 5,5 miliar, medali perak senilai Rp 2,5 Miliar, dan Rp 1,5 Miliar untuk medali perunggu.
“Jadi jika kita lihat tren terkait bonus itu nanti kita akan minta arahan bapak presiden RI Joko Widodo. Kami berharap ini bisa memecah berbagai sejarah di perhelatan Olimpiade Paris 2024,” kata Menpora Dito Ariotedjo beberapa waktu lalu.