Gempa Hari Ini 11 Juli 2024 di Sangihe Sulut: Jenis hingga Penyebab

Gempa bumi hari ini terjadi pada Kamis, 11 Juli 2024 berpusat di Tahuna, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara (Sulut). Gempa berkekuatan magnitudo (M) 7 ini tidak berpotensi tsunami.

Berikut beberapa hal yang diketahui sejauh ini terkait gempa bumi pada Kamis, 11 Juli 2024 di Tahuna, Sangihe, Sulawesi Utara:

Berkekuatan M 7 Tidak Berpotensi Tsunami

Mengutip laporan parameter gempabumi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa terjadi pada Kamis (11/7/2024) pukul 09.13 WIB berpusat di barat laut Tahuna, Kepulauan Sangihe. Dengan kedalaman 632 kilometer (km).

“Parameter Gempabumi, 11/07/2024 – 09:13:17 WIB. Magnitudo 7. Kedalaman 632 Km. Lokasi 6.14 LU 123.28 BT. Pusat gempa berada di laut 373 km barat laut Tahuna,” demikian keterangan resmi yang dikutip dari laman BMKG, Kamis (11/7/2024).

BMKG menyatakan gempa ini tak berpotensi tsunami. Belum ada informasi soal ada tidaknya kerusakan akibat gempa ini. “Tidak berpotensi tsunami,” tulis BMKG, dalam unggarahnya di akun X resminya (@infoBMKG), pada Kamis (11/7/2024).

Peta Guncangan Gempa Bumi di Tahuna, Sangihe, Sulawesi Utara, pada Kamis, 11 Juli 2024Peta Guncangan Gempa Bumi di Tahuna, Sangihe, Sulawesi Utara, pada Kamis, 11 Juli 2024 (Foto: Dok. BMKG)

Daftar Wilayah yang Terasa Getaran Gempa

Menurut laporan parameter gempabumi BMKG, dampak getaran gempa dirasakan hingga beberapa wilayah, seperti di daerah Halmahera Barat, Halmahera Selatan, Halmahera Tengah, Taliabu, Ternate, dan Talaud dengan skala intensitas II-III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu).

Sementara itu, menurut keterangan dari Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono menyampaikan bahwa gempa di Tahuna, Sangihe, Sulut hari ini juga dirasakan di Pulau Mindanao, Filipina, dengan skala intensitas III-IV MMI.

Analisis Jenis dan Penyebab Gempa Sangihe

Menurut Daryono, gempa bumi yang terjadi di Tahuna, Sangihe, Sulut ini merupakan jenis gempa bumi dalam. Disampaikan juga bahwa penyebab gempa adalah aktivitas deformasi batuan dalam slab Lempeng Laut Filipina.

“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dalam akibat adanya aktivitas deformasi batuan dalam slab Lempeng Laut Filipina yang tersubduksi ke bawah Pulau Mindanao,” jelas Daryono.

“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault),” tambahnya.

Tak Ada Gempa Susulan-Rekomendasi BMKG

Dilaporkan bahwa hingga pukul 09.38 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock). BMKG turut mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

“Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” tulis BMKG.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *