Departemen Wasit PSSI melakukan sosialisasi Laws of The Game (LOTG) terbaru. Hal ini untuk menyegarkan ingatan semua pihak jelang dimulainya Liga 1 2024/25 pada Agustus mendatang.
Dalam acara di GBK Arena, Senin (8/7/2024) itu, hadir Kepala Departemen Pratap Singh dan juga Wakil Ketua Komite Wasit Yoshimi Ogawa. Pratap menjelaskan terkait rencana penggunaan Video Assistant Referee (VAR) di Liga 1, sementara Yoshimi menjelaskan soal perubahan LOTG terbaru.
Dalam kesempatan ini Yoshimi membuka sesi dengan materi LOTG terbaru. Dikutip dari laman resmi Dewan Asosiasi Sepakbola Internasional (IFAB), ada enam perubahan di LOTG.
Ogawa menjelaskan bahwa di aturan terbaru, pelanggaran yang mencegah peluang mencetak gol hingga handball yang berujung penalti kini tidak akan berujung kartu merah. Pelanggaran dan handball akan dibagi ke dalam dua jenis pelanggaran yakni Denial of an Obvious Goal Scoring Opportunity (DOGSO) dan Stops a Promising Attack (SPA).
“Sekarang pelanggaran tidak selalu kartu merah, tergantung jenis pelanggarannya. Kalau handball tidak sengaja di kotak penalti, hanya kartu kuning. Toh tim sudah dihukum penalti dan kartu kuning,” kata Ogawa di hadapan media soal perubahan Law 12 LOTG.
Ia melanjutkan, apabila pemain bertahan sengaja menahan bola yang mencegah gol, barulah hal itu mutlak kartu merah. Jika hanya dalam situasi SPA, yang berpotensi mengancam gawang, itu hanya diganjar kartu kuning.
Lalu ada juga revisi Law 14 tentang tendangan penalti. Dua hal yang direvisi adalah bagian bola harus diletakkan di titik putih dan encroachment (pergerakan kiper dan outfield) dari pemain hanya akan dihukum jika memiliki dampak.
Aturan ‘encroachment’ ini mewajibkan kiper untuk tetap di garis gawang (minimal 1 kaki). Selain itu pemain tim bertahan dan menyerang juga dilarang masuk ke kotak penalti sebelum tendangan penalti diambil.
Sekalipun ‘encroachment’ ini dilanggar oleh kiper misalnya, tendangan penalti tidak akan diulang jika dianggap tidak berpengaruh. Misalnya tendangan penaltinya memang menyamping.
Tendangan penalti juga tidak akan diulang jika outfield player masuk penalti sebelum tendangan diambil. Dengan catatan juga jika tidak berpengaruh terhadap penendang maupun kiper.
“Penjelasan ini penting biar tidak ada anggapan misalnya, ‘Wah mentang-mentang Persija nih tendangan penaltinya bisa diulang’. Bukan begitu, tapi semua berdasarkan aturan yang ada,” ujar Waketum II PSSI Ratu Tisha.
“Media bukan hanya stakeholder penting dalam industri olahraga, tapi bagian utama dalam pengembangan sepakbola dunia,” ucap Pratap Singh yang punya pengalaman segudang di level AFC itu.
Di sesi akhir, Pratap Singh menampilkan 12 klip rekaman pertandingan dalam situasi di kotak penalti. Ia meminta kepada semua media peserta untuk memutuskan berapa kejadian yang layak diganjar hukuman penalti.
Mayoritas awak media memutuskan enam, tujuh, delapan insiden layak berujung penalti. Namun kenyataannya ternyata hanya tiga yang dinilai Ogawa maupun Pratap Singh wajib berujung penalti.
“Sepakbola adalah olahraga kontak fisik, itu tidak terhindarkan dan bukan hal ilegal. Yang harus diperhatikan adalah tingkat kontak fisiknya, niatnya dalam mengejar bola, sampai dimana letak bola,” ucap Pratap Singh.