Sebanyak 39 orang tewas dalam demonstrasi anti-pemerintah di Kenya. Lalu tercatat juga ada 360 warga yang terluka dalam aksi ini.
Selasa (2/7/2024), jumlah korban ini diumumkan oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Kenya. Padahal sebelumnya jumlah korban tewas lebih sedikit dua kali lipat dari jumlah korban tewas yang diungkapkan oleh pihak berwenang.
“Data dari catatan kami menunjukkan bahwa tiga puluh sembilan orang tewas dan tiga ratus enam puluh satu orang terluka sehubungan dengan protes di seluruh negeri,” kata badan yang didanai negara itu dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan bahwa angka tersebut mencakup periode dari 18 Juni hingga 1 Juli.
Dikatakan juga terdapat 32 kasus penghilangan paksa atau tidak sukarela, dan 627 penangkapan pengunjuk rasa.
Demonstrasi anti-pajak yang sebagian besar berlangsung damai dipimpin oleh sebagian besar pengunjuk rasa generasi Z, lalu berubah menjadi kekerasan mematikan yang mengejutkan. Hal ini terjadi ketika anggota parlemen mengesahkan undang-undang yang kontroversial tersebut.
Setelah pemungutan suara diumumkan, massa menggeledah kompleks parlemen di Nairobi tengah dan sebagian dibakar ketika polisi menembakkan peluru tajam ke arah pengunjuk rasa.
Ini adalah krisis paling serius yang harus dihadapi Ruto sejak ia menjabat pada September 2022 setelah pemilu yang sangat memecah belah di negara yang sering dianggap sebagai mercusuar stabilitas di wilayah yang bergejolak.
(azh/azh)