Pemerintah China dan Filipina kembali terlibat perselisihan di perairan Laut China Selatan yang menjadi sengketa. Beijing menuduh para personel militer Manila sempat menodongkan senjata setelah perahu karet milik penjaga pantai China mendekati pos militer Filipina yang ada di perairan tersebut.
Selasa (4/6/2024), laporan media pemerintah China, CCTV, menyebut bahwa sedikitnya dua personel militer Filipina sempat menodongkan senjata ke arah perahu karet milik Penjaga Pantai China saat konfrontasi terjadi di area Second Thomas Shoal, yang berada di perairan Laut China Selatan.
Kepala Staf Angkatan Bersenjata Filipina, Romeo Brawner, dalam tanggapannya membantah laporan CCTV soal insiden yang terjadi di BRP Sierra Madre, sebuah kapal perang yang dikaramkan dan diubah menjadi garnisun militer Filipina sejak tahun 1999 lalu di area Second Thomas Shoal.
Brawner menegaskan bahwa dalam insiden yang terjadi saat misi pasokan rutin pada 19 Mei lalu untuk tentara Filipina yang ditugaskan di BRP Sierra Madre itu, para personel militer Manila hanya memegang senjata mereka dan tidak menodongkannya ke arah perahu karet Penjaga Pantai China yang mendekati mereka.
“Itu hanya sebagai persiapan untuk membela diri jika terjadi sesuatu, karena mereka (kapal Penjaga Pantai China-red) sangat dekat,” jelas Brawner dalam konferensi pers, sembari menggambarkan aksi kapal Penjaga Pantai China itu sebagai aksi “provokatif”.
Militer Filipina menyebut perahu karet milik Penjaga Pantai China mendekati BRP Sierra Madre hanya dalam jarak 5-10 meter saja, dan sempat menyita beberapa pasokan yang dijatuhkan dari udara untuk para tentara Manila yang berjaga di sana.
Brawner menyebut aksi Beijing itu “ilegal” dan “tidak bisa diterima”.
“Ini menimbulkan kekhawatiran. Jadi sebagai langkah pencegahan, tentara kami memegang senjata mereka. Ini adalah bagian dari aturan keterlibatan,” ucapnya.