Setidaknya 10 pekerja pertanian perempuan, sembilan di antaranya anak-anak, tewas di Mesir usai sebuah minibus jatuh ke Sungai Nil. Minibus yang mengangkut pekerja anak itu terjatuh dari kapal feri.
“Jumlah korban mencapai 10 orang dan mungkin bertambah,” kata juru bicara Kementerian Kesehatan Mesir, Hossam Abdelghaffar, dilansir AFP, Rabu (22/5/2024).
Surat kabar utama negara bagian Al-Ahram mengatakan pengemudi yang melepaskan rem tangan ditangkap ketika mencoba melarikan diri. Sopir melakukan “argumen verbal” dengan salah satu penumpang sebelum turun dari bus, kata surat kabar itu.
Dua korban–semuanya bekerja di “perkebunan buah berorientasi ekspor”–berusia 13 tahun, menurut daftar yang diterbitkan oleh Al-Ahram. Sisanya berusia 16 tahun ke bawah, kecuali satu korban yang diidentifikasi sebagai perempuan berusia 40 tahun.
Kendaraan itu tenggelam di desa Abu Ghalib, sekitar 50 kilometer (31 mil) Barat Laut ibu kota. Penduduk desa menggunakan perahu kayu kecil untuk mendayung dan membantu pekerja pencarian dan penyelamatan mencari korban, sementara kerabat mereka menunggu dengan cemas di tepi Sungai Nil yang sempit.
Sebuah derek akhirnya mampu mengangkat minibus tersebut dari air, setelah tim penyelamat dan penduduk setempat berenang keluar untuk mengeluarkan korban dari jendela kendaraan yang terendam.
Sembilan penumpang yang terluka–sebagian besar dari mereka juga anak di bawah umur, menurut daftar al-Ahram–dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan, kata Kementerian Kesehatan dalam sebuah pernyataan.
Operasi pencarian berlangsung hingga malam hari untuk mencari lima penumpang lagi yang belum ditemukan, kata Al-Ahram. Kementerian solidaritas sosial mengatakan akan memberikan kompensasi finansial kepada keluarga korban meninggal dan terluka.
Setelah melakukan penyelidikan awal di tempat kejadian, kantor kejaksaan memerintahkan pemeriksaan teknis minibus tersebut untuk mencoba menentukan “alasan jatuhnya minibus tersebut ke dalam air”, Al-Ahram melaporkan.