Lia Ayu Susilowati tidak tinggal diam kala melihat anak-anak kecil kesulitan mencari penghasilan tambahan bagi keluarga. Ia tahu benar potensi anak-anak itu. Namun hatinya terusik saat membayangkan masa depan mereka terpuruk oleh keadaan dan keterbatasan wawasan. Dengan kemampuan seadanya, Lia mulai merangkul bocah-bocah itu untuk mengeluarkan bakat seni yang terpendam dalam diri mereka.
Sanggar Saelia adalah wujud pertemuan antara usaha Lia dengan mimpi anak-anak yang tinggal dalam padatnya jalanan dan himpitan gang di kawasan pabrik Cikupa. Sementara itu, padepokan seni ini adalah persimpangan jalan anak-anak buruh untuk menjadi penerus orang tua atau keluar mengikuti mimpi mereka.
