Libatkan Masyarakat Kelola Sampah, Banyuwangi Kembali Raih Adipura

Kabupaten Banyuwangi kembali sabet Piala Adipura dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang diserahkan pada Penganugerahan Adipura 2023. Kabupaten Banyuwangi juga meraih Plakat Adipura untuk Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS 3R) Tembokrejo, Kecamatan Muncar sebagai TPS 3R terbaik di Indonesia.

“Alhamdulillah, Banyuwangi kembali raih Piala Adipura, lambang kebersihan kota dan lingkungan hidup. Ini tentunya kebanggaan bagi semua warga Banyuwangi yang terus berupaya menjadikan daerahnya bersih dan nyaman. Ini adalah kerja gotong royong seluruh warga,” tutur Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dalam keterangan tertulis, Rabu (6/3/2024).

Piala Adipura terakhir diraih Banyuwangi pada tahun 2017. Di tahun ini, Banyuwangi kembali berhasil menyabet Piala Adipura, serta Plakat Adipura.

“Bukan berarti sekian tahun absen Adipura, kita tidak melakukan upaya apapun. Namun, kami terus menjaga kebersihan daerah dan meningkatkan pengelolaan persampahan. Tidak hanya mengandalkan TPA, tapi kami terus mendorong pengelolaan sampah secara sirkular lewat TPS 3R. Karena kami ingin penanganan sampah dilakukan dari hulu ke hilir,” tambah Ipuk.

Banyuwangi memiliki sejumlah program persampahan, mulai bank sampah, pembangunan TPS3R hingga berbagai inovasi penanganan sampah yang melibatkan pihak swasta maupun masyarakat. Pemkab sendiri telah menjadikan penanganan sampah sebagai prioritas program pembangunan, sehingga penanganannya cukup komprehensif, dari hulu ke hilir.

“Kami membuat regulasi persampahan, mulai peraturan daerah, peraturan Bupati, hingga surat edaran tentang pengelolaan dan pengurangan penggunaan plastik. Kami juga menetapkan pengelolaan persampahan sebagai salah satu indikator penilaian dalam rapor desa, yang akan menentukan alokasi anggaran tiap desa,” terang Ipuk.

“Kami juga didukung aktif warga pegiat persampahan. Seperti Osoji Club, Eco Ranger, dan Pega Indonesia yang aktif mengelola sampah dengan memilah dan mendaur ulang sampah hingga menghasilkan maggot untuk mendegradasi sampah organik,” sambungnya.

Selain itu,Pemkab getol mengampanyekan perubahan perilaku kepada masyarakat dan membentuk Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) persampahan.

“Kami juga aktif berkolaborasi dengan beberapa pihak untuk menangani sampah, salah satunya Banyuwangi mendapat dukungan dari pemerintah Norwegia dalam pembangunan TPS 3R Tembokrejo dan di Balak,” lanjut Ipuk.

Ipuk melanjutkan, Banyuwangi telah membangun dan mengoperasikan 19 TPS 3R di sejumlah kecamatan. Di antaranya TPS3R Balak, memiliki kapasitas pengolahan mencapai 84 ton perhari dengan sasaran 55.491 rumah tangga. Sementara TPS3R Tembokrejo-Muncar setiap bulannya, rerata sampah yang dikelola 12-25 ton/hari dengan menyisakan residu ke TPA hanya 2 ton/hari.

“Alhamdulillah, TPS 3R Tembokrejo bahkan meraih Plakat Adipura sebagai TOS 3R Terbaik,” imbuhnya.

Selain itu, Banyuwangi juga bekerjasama dengan NGO Sungai Watch yang berfokus pada penanganan sampah di sungai dan laut dengan memasang jaring penghalang.

“Kami juga didukung Norwegia yang segera membangun pabrik pengolahan sampah plastik low value,” kata Ipuk.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Dwi Handayani menjelaskan penghargaan Adipura ini tidak hanya dinilai dari kota bersih dan indah saja, tetapi juga mengukur keterlibatan masyarakat dalam pengolahan sampah mulai dari rumah/sumber sampai ke TPS3R.

“Dasar penilaian Adipura tahun ini salah satunya adalah pengurangan sampah secara determinan (less TPA). Tim melakukan verifikasi lapangan terhadap sarana dan prasarana pengelolaan sampah dari hulu ke hilir,” kata Handayani.

Berbagai upaya sinergis yang dilakukan pemkab, warga dan berbagai pihak lainnya, di tahun 2023 Kabupaten Banyuwangi berhasil melakukan pengurangan sampah sebesar 92,260.89 ton/tahun atau sekitar 30.22%.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *