Israel menyerang sebuah rumah di desa perbatasan selatan Hula, Lebanon. Penghuni rumah yang terdiri sepasang suami istri dan anaknya tewas akibat serangan Israel tersebut.
“Ketiga warga sipil, Hassan Hussein, istrinya, Ruwaida Mustafa, dan putra mereka yang berusia 25 tahun, Ali Hussein, tewas dalam serangan musuh di sebuah rumah tiga lantai di Hula,” kata kantor berita Nasional resmi Lebanon, Rabu (6/3/2024).
“Operasi pencarian dan pemindahan puing-puing terus berlanjut,” tambahnya.
Sesaat sebelum serangan, Hizbullah mengatakan mereka telah menargetkan kota Kiryat Shmona di Israel sebagai tanggapan atas serangan Israel terhadap rumah warga sipil, khususnya Bint Jbeil.
Gerakan Syiah Lebanon ini juga mengatakan pihaknya melakukan beberapa serangan terhadap posisi militer Israel di perbatasan pada Selasa kemarin.
NNA telah melaporkan pada Senin malam bahwa serangan udara Israel menargetkan Bint Jbeil, namun tidak ada korban jiwa yang dilaporkan.
Hizbullah menyebut pada Senin lalu, sebuah rudal yang ditembakkan dari Lebanon menewaskan seorang pekerja asing di Israel, dan tiga paramedis yang berafiliasi dengan Hizbullah tewas dalam serangan Israel di Lebanon selatan.
Hal ini terjadi ketika utusan Amerika Serikat Amos Hochstein mengatakan solusi diplomatik adalah kunci untuk mengakhiri permusuhan yang semakin intensif antara Hizbullah dan Israel selama hampir lima bulan.
“Solusi diplomatik adalah satu-satunya cara untuk mengakhiri permusuhan saat ini dan mencapai pengaturan keamanan yang adil antara Lebanon dan Israel,” kata Amos, seraya menambahkan “gencatan senjata sementara tidaklah cukup”.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan tidak akan ada penghentian tindakan Israel terhadap Hizbullah, bahkan jika gencatan senjata di Gaza berhasil dicapai.
Pertempuran tersebut telah menewaskan sedikitnya 302 orang di Lebanon, sebagian besar dari mereka adalah pejuang Hizbullah tetapi juga termasuk sedikitnya 51 warga sipil. Di Israel, sedikitnya 10 tentara dan tujuh warga sipil tewas.