Pemain PSS Tendang Kepala Lawan Lolos dari Kartu Merah

Pertandingan Persebaya Surabaya vs PSS Sleman diwarnai dengan kejadian Wahyudi Hamisi menendang kepala Bruno Moreira tanpa sengaja. Pemain Super Elja itu lolos dari kartu merah.

Bertanding di Stadion Gelora Bung Tomo, Minggu (3/3/2024), Bajul Ijo memetik kemenangan 2-1 atas PSS. Gol Persebaya dalam laga itu dikemas oleh Muhammad Iqbal dan Bruno Moreira, dibalas sekali oleh Esteban Vizcarra.

Kejadian yang melibatkan Wahyudi dan Bruno terjadi pada menit ke-18. Saat itu, Bruno Moreira terkapar karena terlibat benturan badan dengan pemain PSS dalam usaha mempertahankan bola.

Pemain Persebaya, Ripal Wahyudi, bisa menguasai bola, melakukan keeping mendekati Bruno, dikejar oleh Wahyudi Hamisi. Saat mencoba mencuri bola didekat Bruno, Wahyudi Hamisi malah menendang bagian belakang kepala Bruno yang masih terbaring.

Karena kejadian itu, terjadi keributan di lapangan. Wasit yang memimpin pertandingan, Ginanjar Latief, hanya mengganjar Wahyudi Hamisi dengan kartu kuning.

Persebaya melayangkan protes atas hukuman wasit itu. Wahyudi Hamisi bukan kali ini saja mencederai pemain Persebaya. Pada 13 Oktober 2018, Wahyudi Hamisi mematahkan tulang fibula Robertino Pugliara. Pemain Argentina itu akhirnya harus gantung sepatu.

“Kemarin, 3 Maret 2024, kebrutalan Hamisi terulang. Korbannya kini adalah Bruno Moreira. Di saat Bruno sedang tersungkur kesakitan, setelah kakinya ditendang dari belakang oleh bek lawan, bola menggelinding ke arah kepalanya, tanpa ampun Hamisi menghajar kepala Bruno dengan pul sepatunya. Dari video SLIDE PERTAMA jelas terlihat, tendangan Hamisi memang sengaja ditujukan ke kepala Bruno, bukan ke bola,” kata pernyataan resmi Persebaya di Instagram klub.

“Persebaya menilai betapa membahayakan perbuatan Hamisi itu. Tindakan menendang bagian belakang kepala bisa menyebabkan traumatic brain injury, mengakibatkan cacat bahkan kematian. Hari ini, manajemen Persebaya akan melakukan pemeriksaan lanjutan pada Bruno untuk memastikan kondisinya baik-baik saja.”

“Anehnya untuk perbuatan barbar seperti itu, wasit Ginanjar Rahman Latief hanya memberikan kartu kuning ke Hamisi. Sama seperti kejadian 13 Oktober 2018, Hamisi sangat jelas dan layak untuk diberikan kartu merah, namun hanya diberi kartu kuning. Padahal, jelas dalam Kode Disiplin PSSI, maupun Law 12 dalam Laws of The Game, violent conduct seperti itu hukumannya adalah kartu merah langsung,” kata pernyataan itu menambahkan.

Di PSS, Wahyudi Hamisi menjadi pemain dengan koleksi delapan kartu kuning dan satu kartu merah. Dia merupakan pemain dengan posisi sebagai gelandang bertahan.

Wahyudi Hamisi sudah menyatakan permintaan maaf atas aksinya. Dia beralasan tendangan itu bukan kesengajaan.

“Dan ternyata di situ masih dilanjutkan permainan dan bola jatuh di kaki Ripal, Ripal dribbling bolanya ke arah Bruno juga. Nah bolanya setop di samping kepalanya Bruno. Nah di situ aku harus cepat juga mengambil keputusan dengan tidak sengaja dan enggak ada niat sama sekali saya ngambil bola itu, tapi di situ ada kepalanya Bruno dan sempat mengenai kepalanya Bruno,” terang Wahyudi dalam unggahan di media sosial resmi PSS, Selasa (5/3) pagi.

“Apapun yang saya lakukan itu saya akui saya salah. Dan sekali lagi saya mohon maaf kepada Bruno dan kepada tim Persebaya atas kejadian kemarin. Terima kasih,” katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *