Sebanyak 43 negara menuntut penyelidikan penyelidikan internasional independen atas kematian pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny. Mereka menyebut Presiden Vladimir Putin memikul tanggung jawab utama.
Anggota-anggota Uni Eropa, Amerika Serikat, Inggris, Ukraina, Australia, Kanada, Selandia Baru, dan Norwegia termasuk di antara negara-negara yang menyuarakan kemarahan atas kematian Navalny di Dewan Hak Asasi Manusia PBB.
Navalny (47), yang meninggal di koloni penjara Arktik, dimakamkan di Moskow pada hari Jumat lalu, dikelilingi oleh kerumunan pelayat yang meneriakkan namanya.
“Kami marah atas kematian politisi oposisi Rusia Alexei Navalny, yang tanggung jawab utamanya berada di tangan Presiden Putin dan otoritas Rusia,” kata Duta Besar Uni Eropa Lotte Knudsen kepada Dewan Hak Asasi Manusia PBB atas nama 43 negara, seperti dikutip, Selasa (5/3/2024).
“Rusia harus mengizinkan penyelidikan internasional yang independen dan transparan mengenai kematian mendadak tersebut, yang dipandang sebagai tanda lain dari percepatan dan penindasan sistematis di Rusia.”
Negara-negara tersebut mengatakan mereka sangat prihatin dengan “tindakan keras sistematis terhadap masyarakat sipil”.
Mereka mendesak Rusia untuk segera dan tanpa syarat membebaskan semua tahanan politik, pembela hak asasi manusia, jurnalis dan aktivis anti-perang yang ditahan karena menjalankan hak asasi mereka secara damai dan karena menentang perang Rusia di Ukraina.