Dulu, Jose Mourinho pernah menyebut dirinya Special One. Kini, the Special One menjelma jadi Harry Potter.
“Tolong jangan bilang aku arogan. Tapi aku juara Eropa dan menurutku aku adalah Special One,” kata Mourinho medio 2004, di depan media-media Inggris.
Ucapan itu terlontar dari mulut Jose Mourinho ketika diperkenalkan sebagai manajer Chelsea. Sebelum itu, sosok asal Portugal tersebut sukses mengantar FC Porto menjadi kampiun Eropa dengan menjuarai Liga Champions.
Tahun demi tahun sudah berlalu sejak momen itu. Kini Jose Mourinho mengibaratkan dirinya seperti Harry Potter, penyihir sakti yang menjadi sosok sentral dalam kisah fiksi-fantasi dengan judul serupa.
“Fans Roma adalah yang paling luar biasa yang pernah aku lihat,” kata Mourinho mengawali ucapannya.
“Pelatih mereka adalah Jose ‘Harry Potter‘ Mourinho dan sosoknya membangkitkan ekspektasi,” lanjutnya.
Ucapan itu terlontar dari mulut Jose Mourinho usai AS Roma disingkirkan rival sekota Lazio dari Coppa Italia. Giallorossi, yang Mourinho sejak 2021, kalah 0-1 di perempatfinal.
Jose Mourinho meyakini bahwa fans AS Roma sungguh tidak puas dengan hasil tersebut. Bukan cuma karena kalah dari rival sekota, tapi juga karena sosoknya yang penuh sukses sudah bikin fans Serigala Ibukota berharap lebih.
“Entah sudah berapa banyak derby yang aku mainkan. 200, 150, semuanya adalah laga-laga spesial. Aku pernah menang, aku pernah seri, aku pernah kalah, kesemuanya memberi pengalaman berbeda,” ujar Mourinho.
“Dulu aku sudah memahami bahwa untuk penggemar Chelsea, laga melawan Manchester City tidak sama seperti laga melawan Arsenal. Juga di Inter, bahwa laga melawan Roma tidaklah sama seperti ketika menghadapi Juventus.”
“Aku paham makna sebuah laga derby. Derby yang kami mainkan ini adalah derby penting,” tuturnya.
Sebenarnya di masa lalu, saat melatih Real Madrid, Jose Mourinho juga pernah menyinggung analogi Harry Potter. Yang menarik, saat itu Mourinho juga menegaskan dirinya “bukanlah Harry Potter” demi menekan ekspektasi fans.