Cawapres nomor 3, Mahfud Md menghadiri salawat persatuan di Lamongan, Jawa Timur. Mantan Ketum PBNU Said Aqil Siroj dan Ketum Perindo Hary Tanusoedibyo juga turut hadir.
Salawat Persatuan Indonesia digelar di Lapangan Syech Maulana Ishak, Lamongan, Sabtu (13/1/2024). Hadir pula mantan menristek era Gus Dur A.S Hikam. Mahfud sempat menyampaikan ucapan terimakasih kepada KH Aqil Siroj karena selalu hadir dalam acara salawat bersama.
“Terimakasih KH Aqil Siroj yang juga hampir dalam setiap acara seperti ini selalu bersama kami selalu menemani salawatan di tengah kesibukan. Untuk menyejukkan hati kita menuju pemilu 2024,” kata Mahfud.
Mahfud menyebut pesan yang ingin disampaikan dalam salawat ini yakni persatuan. Mahfud mengatakan meski pun setiap orang bebas memilih, namun persatuan hanya satu.
“Jadi pesannya kebersatuan di dalam pemilu orang boleh punya pilihan, tapi kebersatuan cuma satu, karena pemilu itu untuk memilih pemimpin, bukan untuk memilih musuh,” ujarnya.
Mahfud mengatakan setiap warga negara diberi kebebasan untuk menentukan pilihannya. Masyarakat, kata Mahfud dibebaskan memilih sesuai hati nurani.
“Oleh sebab itu nanti setiap warga negara supaya di beri keleluasaan dan dijamin juga oleh negara untuk memilih dengan bebas. Sesuai dengan bisikan hati nurani,” imbuhnya.
Said Aqil Sirojsebelumnyamenghadiri haul KH Bisri Syansuri ke-45 di Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar, Jombang, Jawa Timur. Pada kesempatan itu, Said mengatakan berada di pihak Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.
Hal itu diungkapkan Said saat menyampaikan sambutannya di acara haul KH Bisri. Mulanya Said bercerita bahwa Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dulunya merupakan tetangga. Cak Imin turut hadir di lokasi haul.
“Mantan tetangga saya, akhil aziz, Dr Abdul Muhaimin Iskandar yang Insyaallah akan berhasil dengan mudah menjadi wakil presiden RI. Ini mantan tetangga saya, dulunya kayanya dulu saya, saya mobilnya sudah Kijang bagus, beliau masih bodolan mobilnya itu tahun 1996,” kata Said Aqil, Sabtu (13/1/2024).
Said mengatakan dirinya mendukung penuh Cak Imin dalam kontestasi politik yang tengah berlangsung. Meskipun, menurut Said, dia bukan merupakan tokoh besar, terlebih tidak memiliki jabatan apapun.
“Saya dukung (AMIN), 100%. Tapi saya ini apa wong Ketua NU bukan, ketua partai ya bukan. Ketika Nabi Ibrahim dibakar Raja Namrud. Binatang-binatang besar seperti macan, gajah berupaya meniup api, memadamkan api. Termasuk semut. Oleh gajah, oleh macan diketawain. ‘Semut, semut, kamu itu nggak efektif, apa gunane kamu, tiupanmu nggak ada gunanya, nggak ada pengaruhnya apa-apa’,” cerita Said mengibaratkan.
“Jawabe semut, ‘Saya tahu saya sadar tiupan saya nggak ada apa-apa dibanding tiupanmu yang besar-besar. Tapi ini merupakan simbol, tanda bahwa saya berada di pihak Ibrahim, bukan di pihak Namrud’,” imbuhnya.
Dari situ, Said kembali menegaskan bahwa dirinya berada di pihak 01. “Walaupun (posisi saya) nggak ono gunane wes, seperti semut lah nggak ada gunanya lah. Hanya ketahuilah bahwa saya ada di pihak 01,” pungkasnya.