Jakarta –
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memberikan penghargaan kepada tiga tokoh inspirasi Ekonomi Biru. Ketiga tokoh tersebut antara lain Presiden Ke-4 Indonesia Alm. KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Menteri Kelautan dan Perikanan pertama Alm. Sarwono Kusumaatmadja, serta Diplomat dan Pakar Hukum Laut yang mewujudkan pengakuan Indonesia sebagai negara kepulauan, Prof. Hasjim Djalal.
“Penghargaan ini sebagai wujud terima kasih dan apresiasi KKP kepada tokoh inspirasi karena sangat berjasa dalam pembangunan sektor kelautan dan perikanan Indonesia di tingkat nasional dan juga global,” ungkap Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam keterangan tertulis, Jumat (9/6/2023).
Trenggono menyerahkan penghargaan tersebut kepada keluarga para tokoh pada puncak acara peringatan Hari Laut Sedunia di Kota Batam, Kepulauan Riau. Ia pun mengungkapkan rasa kagumnya kepada tokoh-tokoh inspiratif yang dianggapnya sebagai guru, khususnya dalam melakukan transformasi tata kelola sektor kelautan dan perikanan Indonesia.
“Saya sangat menghormati Gus Dur. Begitu juga Pak Sarwono dan Prof Hasjim,” ujarnya.
Putri Gus Dur Yenny Wahid yang menerima penghargaan menyampaikan apresiasinya kepada KKP. Ia menjelaskan semasa menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia, Gus Dur dikenal memiliki visi jauh ke depan. Salah satunya menggagas pembentukan departemen baru dalam Kabinet Persatuan Nasional, yaitu Departemen Eksplorasi Laut pada tahun 1999 yang menjadi cikal bakal berdirinya Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Departemen ini bertugas mengawal tata kelola kelautan dan perikanan yang maju dan berkelanjutan. Menurutnya, hal ini menjadi gebrakan yang menggeser paradigma pembangunan yang waktu itu masih berorientasi terestrial. Ia mengatakan keputusan Gus Dur mengangkat isu kelautan sebagai mainstream pembangunan ekonomi nasional.
“Ini hal yang sangat kami apresiasi dan menjadi semangat, menjadi sebuah bukti bahwa cita dan visi Gus Dur untuk mewujudkan sektor kemaritiman sebagai salah satu tonggak perekonomian Indonesia, juga tonggak strategi diplomasi baru bagi Indonesia,” tutur Yenny.
“Sektor kemaritiman akan terus dikembangkan di Indonesia dan menjadi kekuatan dalam menjadikan Indonesia negara yang punya kekuatan ekonomi besar di dunia,” imbuhnya.
Sementara itu, putra almarhum Menteri Kelautan dan Perikanan pertama Sarwono Kusumaatmadja, Krisnan Kusumaatmadja juga berterima kasih atas penghargaan ini. Ia mengakui ayahnya merupakan sosok yang peduli dengan sektor kelautan dan perikanan, hal ini pun ditunjukkan lewat berbagai aksi nyata.
“Apa yang beliau pedulikan ditunjukkan dengan aksi-aksi nyata. Beliau berani mengambil tindakan atau keputusan yang pada masanya mungkin baru, tapi bisa dipakai sampai di masa depan,” kata Krisnan.
Untuk diketahui, Sarwono Kusumaatmadja merupakan politisi sekaligus teknokrat lintas zaman yang mendorong pembahasan RUU Kelautan. UU Kelautan memberikan amanat pembangunan kelautan dan perikanan dengan pendekatan Ekonomi Biru.
Di sisi lain, Prof Hasjim melalui videonya menyampaikan rasa terima kasih penghargaan yang diraihnya sebagai Tokoh Inspirasi Ekonomi Biru. Prof Hasjim dikenal sebagai pelaku sejarah yang tercatat sebagai salah satu arsitek UNCLOS yang disahkan PBB pada 10 Desember 1982.
Bersama dengan Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, Prof Hasim Djalal turut memperjuangkan kepentingan Indonesia seperti yang diamanatkan oleh Deklarasi Juanda.
“Saya menghargai penghargaan yang diberikan kepada orang-orang yang dianggap berjuang kesatuan Nusantara. Nusantara itu tidak hanya darat, tapi juga laut, dan udara. Makanya selama puluhan terakhir ini, kita sudah sangat aktif sekali memperjuangkan kedaulatan kita di laut dan di permukaan. Itu sudah diakui oleh dunia internasional,” pungkasnya.
Sebagai informasi, KKP menggelar sejumlah kegiatan di Kota Batam pada 8-9 Juni 2023 untuk memperingati tiga hari besar di bidang kelautan dan perikanan. Ketiga hari besar tersebut antara lain Hari Laut Sedunia, Hari Perlawanan terhadap IUU Fishing, serta Hari Segitiga Terumbu Karang.
Sejumlah kegiatan yang digelar di antaranya FGD tentang Pengelolaan Hasil Sedimentasi di laut, aksi penyegelan kegiatan reklamasi ilegal dan penyegelan 20 ton ikan impor yang peruntukannya menyalahi aturan, serta peninjauan lokasi pencemaran limbah di perairan Tanjung Bemban.