Simone Inzaghi dikenal sebagai spesialis turnamen berkat sejumlah prestasi yang ia raih di cup competition. Ia kini bertekad menambah satu lagi, yang paling mentereng, yaitu Liga Champions.
Dalam karier kepelatihannya, Inzaghi sudah delapan kali tampil di final, yakni empat Coppa Italia dan empat Piala Super Italia. Hasilnya, ia memenangi tujuh di antaranya. Hanya sekali ia kalah, yakni final Coppa Italia 2017.
Di Lazio, ia menjadi juara Coppa Italia 2019 serta dua kali meraih Piala Super Italia. Saat pindah ke Inter Milan, ia meraih dua Coppa Italia dan dua Piala Super Italia. Sebutan ‘Re di Coppe’ atau Raja Turnamen pun kini tersemat padanya.
“Jelas saya senang dengan reputasi itu. Saya beruntung bisa bekerja dengan tim besar di Inter dan Lazio, memiliki pemain-pemain bintang. Di laga-laga menentukan kami selalu berhasil tampil bagus, mengatur fase bertahan dan menyerang dengan cara terbaik,” ujar Inzaghi, dikutip The Guardian.
Sang jagoan turnamen itu kini mendapat ujian terbesar, yakni final Liga Champions. Lawannya pun tak main-main, Manchester City. Inzaghi bahkan mengakui anak-anak asuh Pep Guardiola sebagai tim terbaik di dunia saat ini.
Namun ia tak gentar. Apalagi trofi ini merupakan dambaan sejak masih bermain. Pada 2017 lalu, ia pernah mengaku iri melihat sang abang, Filippo Inzaghi dua kali menjadi juara Liga Champions bersama AC Milan semasa bermain.
Apalagi Pippo juga menjadi pahlawan Rossoneri dengan mencetak dua gol penentu di final. Kini ia berharap bisa merasakan sukses serupa, meski sebagai pelatih.
Inzaghi bertekad membantu Lautaro Martinez dkk meredam ambisi Man City meraih treble untuk menggapai treble versi mereka sendiri. Meski gagal meraih scudetto, musim ini Inter sudah memenangi Piala Super Italia dan Coppa Italia.
“City memenangi dua trofi musim ini. Tapi kami pun juga sudah meraih dua trofi. Kami pantas berada di final,” jelasnya.