Jokowi Akan Bahas Konflik Laut Cina Selatan Saat Bertemu Presiden Filipina

Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan melakukan kunjungan kerja ke tiga negara di Asia Tenggara, salah satunya Filipina. Jokowi mengatakan salah satu topik yang bakal dibahas yakni soal konflik di Laut Cina Selatan saat bertemu Presiden Filipina Bongbong Marcos.

“Salah satunya,” kata Jokowi singkat, di Bandara Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (9/1/2024). Pernyataan Jokowi itu menjawab pertanyaan wartawan apakah konflik Laut China Selatan jadi pembahasan dengan Presiden Bongbong Marcos.

Diketahui, ketegangan di Laut China Selatan (LCS) kembali terjadi akhir-akhir ini saat Kapal China menembakkan meriam air ke kapal Filipina. Situasi ini kian menegang saat kapal-kapal perang China dan Amerika Serikat saling menggelar latihan di perairan sengketa itu.

Kamis (4/1/2024), pada 10 Desember 2023 lalu, sebuah armada yang terdiri dari 40 kapal berangkat dari kota pesisir Filipina, El Nido, di Provinsi Palawan, menuju area perairan Laut China Selatan yang disebut Kepulauan Spratly, yang sebagian wilayahnya diklaim oleh beberapa negara di kawasan.

Lebih 200 sukarelawan dalam ‘konvoi Natal’ ini ingin mengantarkan sumbangan hadiah dan pasokan logistik kepada para nelayan miskin yang tinggal dan bekerja di atas kapal di Kepulauan Spratly, serta kepada tentara yang mengawaki sebuah kapal dari era Perang Dunia II yang sengaja dikandaskan di sebuah beting yang menjadi pos teritorial Filipina.

Konvoi ini diorganisir sebuah koalisi yang disebut “Atin Ito” yang berarti “ini milik kita” dalam bahasa Tagalog. Selain membawa barang bantuan, penyelenggara mengatakan, mereka ingin menunjukkan eksistensi Filipina di Spratly.

Ketika konvoi perahu sedang melakukan penyeberangan, mereka menerima kabar pasukan penjaga pantai China menembakkan meriam air ke konvoi perahu lainnya, yang juga membawa barang bantuan, yang menyebabkan kerusakan serius pada salah satu mesin kapal.

Setelah ‘dibayangi’ oleh kapal penjaga pantai China, para penyelenggara memutar balik armada dan kembali ke El Nido.

Insiden ini merupakan imbas dari kebuntuan diplomasi yang terus bereskalasi selama tahun 2023, antara Filipina dan China atas pulau-pulau kecil dan beting yang disengketakan di Laut China Selatan.

Selama berbulan-bulan, sejumlah kapal penjaga pantai China yang berukuran jauh lebih besar dan lebih modern secara rutin menghadang kapal penjaga pantai, angkatan laut, dan kapal-kapal nelayan Filipina, terkadang mereka sengaja membenturkan kapalnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *