Candra Wijaya sempat berpikir untuk mundur saat Surat Keputusan (SK) Tim Ad Hoc Olimpiade Paris 2024 terbit pada 7 Desember lalu. Namun, belakangan peraih medali emas Olimpiade Sydney 2000 bersama Tony Gunawan itu berubah pikiran.
PBSI diketahui telah mengumumkan susunan tim Ad Hoc yang akan bertugas demi meloloskan atlet-atlet bulutangkis ke Olimpiade pada 26 Juli hingga 11 Agustus 2024.
Induk organisasi bulutangkis nasional itu turut menggandeng sejumlah legenda-legenda, terutama yang pernah meraih medali emas di multievent paling bergengsi empat tahunan tersebut.
Seperti Greysia Polii (Tokyo 2020), Susy Susanti (Barcelona, 1992), Taufik Hidayat (Athena, 2004), Liliyana Natsir dan Tontowi Ahmad (Rio, 2016), hingga Candra Wijaya. Mereka berperan sebagai mentor di sektor-sektor sesuai spesialisasi nomornya.
Tapi siapa sangka, Candra ternyata pernah berniat untuk mundur dalam kepengurusan tim Ad Hoc tersebut. Hal itu diungkapkan Candra, saat pengumuman tim Ad Hoc oleh PBSI, pada Senin (8/1/2024).
“Saat Surat Keputusan (SK) 7 Desember itu, saya sudah berpikir lo untuk mundur. Tapi seperti saya tadi bilang, penunjukkan mentor ini apresiasi dan kehormatan bagi kami,” kata Candra.
Tekad Candra memang tak main-main dalam membantu perbulutangkisan Indonesia agar dapat mengirimkan atlet sebanyak mungkin. Apalagi, ganda putra saat ini belum dikatakan aman untuk mengirimkan dua wakil.
Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto saat ini menempati peringkat ke delapan, menyusul Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri (10), Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin (12), Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (13).
“Prinsip saya tidak mau mencederai semangat adik-adik dan teman-teman yang berjuang di Olimpiade. Ini sebuah kehormatan dan spirit kita semua dalam menyukseskan Olimpiade,” kata Candra.
“Saya sudah koordinasi dan beberapa kali ikut berlatih pada 23 (Desember) kemarin. Saya ingin gerak cepat dan maksimal betul,” dia menandaskan.