Perubahan iklim bukan lagi isu abstrak di masa depan. Dampaknya sudah kita rasakan saat ini. Tahun 2023 telah menjadi saksi akan rekor suhu bumi yang meningkat hingga 2 derajat Celsius lebih tinggi daripada era pra-industri, hal ini membawa kita semakin dekat ke ambang batas pemanasan global yang tidak terkendali.
Perubahan iklim telah memberikan dampak buruk yang nyata bagi kehidupan jutaan manusia di seluruh dunia. Kekeringan yang mengancam ketahanan pangan, banjir yang merusak infrastruktur, kebakaran hutan yang melahap habitat, dan naiknya permukaan air laut yang mengancam pulau-pulau kecil adalah sebagian kecil dari ancaman yang dihadapi manusia.
Kita semua memiliki tanggung jawab moral untuk ikut bertindak mengatasinya. Salah satu hal fundamental yang dapat kita lakukan adalah dengan meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang bahaya perubahan iklim. Tanpa itu, sulit mengharapkan tindakan nyata baik dari pemerintah, dunia usaha, maupun individu.
Membaca adalah salah satu cara paling efektif meningkatkan pemahaman dan kesadaran kita. Berikut rekomendasi lima buku tentang perubahan iklim terbitan 2023 yang layak kita baca. Buku-buku ini mampu mengubah cara pandang kita tentang perubahan iklim iklim.
1. The Climate Action Handbook: A Visual Guide to 100 Climate Solutions for Everyone oleh Heidi A. Roop (Sasquatch/Penguin Books, 272 halaman)
Buku ini secara jelas dan gamblang menguraikan 100 solusi untuk melawan perubahan iklim, sambil menyoroti betapa pentingnya mengubah gaya hidup dalam upaya menjaga iklim. Penulis buku dengan tegas menunjukkan bahwa gaya hidup kita sehari-hari, seperti pilihan makanan, cara kita berpergian, dan barang yang kita beli, memiliki dampak besar terhadap emisi karbon yang menyebabkan pemanasan global.
Dalam bukunya, penulis tidak hanya menggambarkan masalah, tetapi juga memberikan saran praktis yang dapat diikuti tentang bagaimana kita sebagai individu dapat menerapkan kebiasaan-kebiasaan ramah lingkungan dalam berbagai aspek kehidupan kita.
Buku ini juga menawarkan perubahan sistematis yang perlu dilakukan oleh pemerintah dan perusahaan agar mengarusutamakan isu-isu terkait perubahan iklim, seperti pengimplementasian kebijakan yang mendukung energi terbarukan, peningkatan kendaraan listrik, dan penerapan praktik manufaktur yang berkelanjutan.
Dengan menggunakan bagan warna-warni, infografis, dan tip langkah demi langkah, panduan visual ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan memberdayakan pembaca agar segera mengambil tindakan terhadap perubahan iklim dalam kehidupan mereka. Dengan memberikan langkah-langkah yang terinci namun bermakna, buku ini menginspirasi pembaca untuk aktif menjadi bagian dari solusi dalam mengatasi perubahan iklim.
2. Climate Optimism: Celebrating Systemic Change Around the World oleh Zahra Biabani (Mango Books, 256 halaman)
Dalam buku ini, Zahra Biabani, penulis dan pakar kebijakan iklim, menawarkan solusi untuk mengatasi narasi negatif dan kesan suram yang seringkali melingkupi isu perubahan iklim. Alih-alih hanya memusatkan perhatian pada dimensi krisis, Biabani mengangkat kisah-kisah perubahan sistematik yang menjadi dasar harapan.
Buku ini mengulas profil individu dan gerakan masyarakat di berbagai belahan dunia yang mendorong aksi iklim yang nyata di lapangan. Isinya melibatkan kebijakan inovatif, solusi teknologi, kampanye aktivisme, dan berbagai usaha lainnya yang semuanya berkontribusi pada pengurangan emisi.
Biabani menyorot beragam inisiatif berdampak besar dari tingkat lokal hingga global, mulai dari peralihan ke energi terbarukan di kota-kota seperti San Francisco hingga upaya ketahanan iklim di negara kepulauan kecil seperti Fiji. Dalam tulisannya, ia mencermati tren global yang menunjukkan kemajuan signifikan, seperti pertumbuhan pesat energi surya, divestasi dari bahan bakar fosil, dan komitmen pemerintah terhadap target iklim yang ambisius.
Walaupun tak melupakan urgensi perubahan iklim, Biabani menegaskan bahwa memiliki sikap optimis sama pentingnya dengan kekhawatiran untuk mendorong langkah-langkah lebih lanjut. Kisah-kisah inspiratif tentang kepemimpinan yang disajikan dalam buku ini akhirnya menjadi contoh yang dapat dijadikan teladan untuk mewujudkan perubahan sistematik.
3. Earth for All: A Survival Guide for Humanity oleh Sandrine Dixson-Decleve, Owen Gaffney, Jayati Ghosh, Jorgen Randers, Johan Rockstrom, dan Per Espen Stoknes (New Society Publishers, 176 halaman)
Buku Earth for All yang ditulis oleh tim ilmuwan iklim dan pakar kebijakan terkemuka, membahas secara mendalam darurat iklim dan menawarkan strategi praktis berdasarkan ilmu pengetahuan untuk mengatasi masalah ini.
Para penulis tidak hanya menganalisis ancaman utama yang dihadapi oleh manusia dalam krisis ini, mulai dari pemanasan global hingga kerusakan ekosistem, tetapi juga menyoroti masalah seperti kesenjangan yang semakin membesar dan kekuatan korporasi yang sulit dikendalikan.
Meskipun ancaman-ancaman ini terlihat mengerikan, mereka percaya bahwa kekuatan manusia dan teknologi telah teruji mampu mengatasi masalah tersebut. Masyarakat telah dilengkapi dengan pengetahuan, alat, dan sumber daya yang diperlukan untuk berubah menjadi sistem yang berkelanjutan, yang akan menjamin masa depan umat manusia di planet ini.
Para penulis menjelaskan strategi khusus, seperti beralih ke energi terbarukan, menghapus subsidi bahan bakar fosil, dan mencapai kesetaraan gender sebagai langkah-langkah menuju pengurangan polusi karbon yang cepat dan kesejahteraan yang inklusif bagi semua orang.
Para penulis berpendapat bahwa kurangnya keinginan politik dan rendahnya partisipasi aktif masyarakat merupakan elemen kunci yang menyebabkan tujuan tersebut sulit dicapai. Mereka mendorong agar masyarakat turut serta dalam gerakan yang mendorong pemerintah, perusahaan, dan lembaga lain untuk mengambil tindakan iklim yang dibutuhkan dengan skala dan kecepatan yang sesuai.
Dengan jelas dan didukung data yang kuat, buku Earth for All memberikan peta jalan berdasarkan landasan ilmiah. Peta jalan ini bertujuan untuk mencegah bencana pemanasan global dan menciptakan masa depan yang adil, demokratis, dan regeneratif.
Buku ini berhasil menyederhanakan kompleksitas ilmu pengetahuan iklim menjadi wawasan yang mudah dipahami, memberikan gambaran tentang bagaimana masyarakat bisa beralih dengan cepat ke sistem net zero emission yang memberikan manfaat baik bagi manusia maupun planet bumi.
Secara keseluruhan, buku ini memberikan panduan yang sangat berguna untuk kelangsungan hidup umat manusia, didasarkan pada strategi perubahan sistematik.
4. Five Times Faster: Rethinking the Science, Economics, and Diplomacy of Climate Change oleh Simon Sharpe (Cambridge University Press, 344 halaman)
Dalam buku Five Times Faster Simon Sharpe berpendapat bahwa cara kita saat ini menghadapi perubahan iklim masih terlalu lambat dan tidak sebanding dengan skala dan urgensi krisis ini. Sharpe menekankan bahwa solusi untuk perubahan iklim harus diterapkan dengan cepat dan lebih ambisius, melibatkan pemikiran ulang mendasar terhadap kebijakan yang sudah ada.
Buku ini mendorong kita untuk lebih cepat beralih dari penggunaan bahan bakar fosil ke sumber energi yang ramah lingkungan, bukan hanya sedikit, tapi lima kali lipat. Meskipun ambisius, penulis, Sharpe, dengan teliti menjelaskan melalui analisisnya mengapa mengurangi emisi gas rumah kaca sebanyak 80% pada 2030 dapat dicapai secara ilmiah dan juga ekonomis.
Sharpe membuka pandangan yang berbeda dengan menyanggah pandangan bahwa dekarbonisasi ekonomi global akan membahayakan pertumbuhan ekonomi atau keandalan pasokan energi. Sebaliknya, tindakan cepat terhadap perubahan iklim dapat menjadi pendorong kemakmuran dengan merangsang inovasi, menciptakan lapangan kerja, memberikan manfaat kesehatan, dan mencegah kerusakan lingkungan. Sharpe memberikan perhitungan baru mengenai manfaat ekonomi dari kebijakan iklim yang tidak hanya bersifat inkremental tetapi juga bertransformasi, yang diarahkan untuk dicapai dalam dekade ini.
Dalam bukunya, Sharpe menggunakan studi kasus dari sektor-sektor seperti listrik, manufaktur, deforestasi, dan transportasi untuk menjelaskan jalur praktis dalam mengurangi emisi hingga lima kali lebih cepat daripada target Perjanjian Paris pada 2030. Konsep “Five Times Faster” yang diuraikan dalam buku ini menjadi dasar untuk resep inti dalam mendorong perubahan iklim. Analisis buku ini memberikan wawasan mendalam tentang langkah-langkah konkret yang dapat diambil untuk mencapai perubahan signifikan dalam menghadapi tantangan perubahan iklim.
Dalam Five Times Faster, penulis berhasil menggabungkan ketelitian teknis dengan urgensi moral untuk memberikan argumen yang meyakinkan. Buku ini membuktikan bahwa pengurangan polusi karbon dalam waktu dekat bukan hanya kebutuhan mendesak, tetapi juga layak dilakukan demi kepentingan bersama kita. Pada akhirnya, Sharpe mendorong untuk adopsi perjanjian dan kerja sama internasional yang lebih berani guna mencapai dekarbonisasi dengan cepat, sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan iklim terkini.
5. Not Too Late: Changing the Climate Story from Despair to Possibility, diedit oleh Rebecca Solnit dan Thelma Young Lutunatabua (Haymarket Books, 200 halaman)
Not Too Late adalah buku yang cocok bagi siapa pun yang merasa putus asa atau ragu-ragu tentang perubahan iklim dan tengah mencari jawaban. Para kontributor buku ini menjelaskan bahwa masa depan kita bergantung pada tindakan yang kita ambil saat ini untuk melawan kelembaman institusional, kepentingan bahan bakar fosil, dan sikap keras kepala politik.
Buku ini memuat sejumlah esai dengan tujuan mengubah narasi yang telah ada tentang perubahan iklim, membimbing pembaca dari sudut pandang bencana menuju kemungkinan dan pemberdayaan. Buku ini berpendapat bahwa kita masih memiliki kesempatan untuk menghindari bencana pemanasan global asalkan tindakan tegas diambil dalam dekade mendatang.
Beberapa esai ini mengkritik kekhawatiran umum yang sering kali melupakan perkembangan positif dalam bidang iklim di seluruh dunia. Mereka menyoroti prestasi luar biasa, mulai dari pertumbuhan energi terbarukan hingga tindakan perubahan iklim yang dilakukan oleh generasi muda. Sebagian esai fokus pada solusi transisi yang mengatasi pengurangan emisi dan kesenjangan. Para penulis juga menjelajahi topik menarik seperti hubungan antara iklim dan keadilan sosial, perlawanan masyarakat adat, serta ketahanan komunitas, dan masih banyak lagi.
Salah satu pokok pikiran utamanya adalah kekuatan bercerita dalam mendorong perubahan masyarakat. Buku ini menjelaskan bahwa cara kita bercerita dapat mempengaruhi sikap apatis terhadap isu iklim. Jika kita menggambarkan krisis iklim sebagai sesuatu yang apokaliptik, tidak dapat dihindari, atau terlalu rumit secara teknis, hal ini dapat memperkuat sikap apatis.
Oleh karena itu, kita perlu menceritakan kisah-kisah baru yang fokus pada solusi-solusi iklim yang sudah ada, sambil tetap mengakui keberatan atas skala masalah yang dihadapi. Dengan demikian, esai-esai dalam buku ini menekankan pentingnya narasi iklim yang mencakup kemungkinan malapetaka yang tidak dapat dihindari, sekaligus mengakui kecerdikan manusia dalam mengatasi tantangan tersebut, sebagai cara yang efektif untuk menginspirasi keterlibatan konstruktif.
Ditulis oleh sejumlah pakar iklim, aktivis, dan pemikir, buku Not Too Late akhirnya mengubah naratif iklim menjadi kisah yang penuh harapan. Buku ini menyampaikan pesan bahwa dengan kekuatan yang semakin besar dari masyarakat untuk menghentikan penggunaan bahan bakar fosil dan mempercepat penerapan teknologi ramah lingkungan yang sudah ada, upaya mencegah bencana iklim masih memungkinkan dan dapat diwujudkan.
Kelima buku tentang perubahan iklim ini memberikan pandangan yang lengkap dan beragam mengenai isu tersebut. Mulai dari dasar ilmu pengetahuan yang menjelaskan perubahan iklim, hingga eksplorasi potensi solusi dan tantangan kebijakan, buku-buku ini menyajikan wawasan berharga bagi semua yang ingin memahami dan mengatasi krisis global ini. Dengan membaca kelima buku ini, kita dapat memperluas pengetahuan kita, meragukan prasangka yang mungkin kita miliki, dan menjadi lebih siap untuk mengambil keputusan-keputusan penting yang berkaitan dengan masa depan planet kita.