Tersangka pembunuhan 4 anak dan KDRT istri di Jagakarsa, Panca Darmansyah (41), ternyata juga merekam aksi kejinya dengan handphone. Pakar psikologi forensik Universitas Indonesia (UI) Reza Indragiri Amriel menilai Panca sudah memperhitungkan aksi kejinya.
“Itu indikasi adanya perhitungan tentang sumber daya atau instrumen yang digunakan untuk tindak pidana,” kata Reza Indragiri Amriel kepada wartawan, Minggu (10/12/2023).
“Sumber daya, bersama target, insentif, dan risiko, merupakan empat hal yang harus tersedia di otak pelaku guna memastikan bahwa aksinya berencana,” imbuhnya.
Polisi sudah menetapkan Panca sebagai tersangka dengan pasal pembunuhan berencana. Reza menilai Panca merekam aksi keji tersebut bagian dari perencanaan.
“Ya, pembunuhan berencana. Sekaligus ini merupakan pembunuhan majemuk (multiple killing) dengan tipe pembunuhan massal,” ujar Reza.
Reza menduga Panca merekam proses pembunuhan dan KDRT terhadap istri akan dipertontonkan kepada istri Panca.
“Dokumentasi atas aksi revenge dan displacement. Nanti disaksikan atau diperlihatkan ke istri,” imbuhnya.
Panca Darmansyah sudah ditetapkan menjadi tersangka usai membunuh empat anak kandungnya sendiri yang ditemukan tewas berjejer di kontrakan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Polisi mengungkap ternyata Panca juga merekam aksi kejinya itu dengan handphone.
“Kami juga mendapatkan barang bukti berupa handphone dan juga laptop yang digunakan saudara P untuk merekam,” kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Bintoro kepada wartawan, Jumat (8/12).
Polisi menyebut Panca merekam momen sebelum, saat, hingga setelah dirinya membekap empat anaknya satu per satu hingga tewas. Panca juga merekam momen dirinya melakukan KDRT terhadap istrinya, D, yang kini tengah dirawat di RSUD Pasar Minggu karena mengalami sejumlah luka.
“Merekam (video) menggunakan HP, sebelum kejadian, saat, setelah kejadian. Dan rekaman saat ribut dengan istrinya,” ujarnya.
Belum diketahui alasan pasti Panca merekam aksi kejinya tersebut. Saat ini pihak kepolisian masih melakukan pendalaman terkait kasus yang ada.
“Sementara masih kami dalami, untuk saat ini kami bekerja. Izinkan kami gunakan scientific crime investigation dalam rangka untuk pengungkapan perkara ini,” kata dia.
“Kami senantiasa berkolaborasi dengan stakeholder yang ada. Bahkan kami juga akan mengajak dari pihak psikiater. Bukan hanya Inafis, laboratorium forensik, tapi keseluruhan kami akan kolaborasi dalam rangka pengungkapan perkara ini,” jelasnya.