Calon Presiden RI Ganjar Pranowo turut memperhatikan kurangnya fasilitas kesehatan, terutama di wilayah tertinggal, terpencil, terdepan (3T). Untuk menjawab keresahan itu, ia menawarkan program ‘1 Desa 1 Faskes 1 Nakes’ untuk memberikan akses kesehatan kepada 11 ribu desa tertinggal dan sangat tertinggal.
Diketahui, saat ini hanya ada hanya 12,78% desa yang memiliki akses ke puskesmas sementara akses ke Puskesmas Pembantu (pustu) hanya di 31,24% dari total desa. Selain itu rasio dokter per 1.000 penduduk masih di bawah standar.
Saat ini terdapat 120 ribu dokter untuk melayani 270 juta penduduk atau rasio 0,69:1000 penduduk, sehingga masih kurang 150 ribu dokter.
“Fasilitas kesehatan menjadi begitu penting, satu desa setidaknya ada satu puskesmas pembantu. Fasilitas kesehatan dengan satu paket, syukur-syukur satu dokter, maka itu akan mampu menyelesaikan persoalan transportasi dan konektivitas yang bisa membikin kemudahan bagi warga berobat,” ujar Ganjar, Selasa (28/11/2023).
Hal itu disampaikannya saat mengunjungi Kampung Kondo, Kabupaten Merauke, Papua Selatan tepatnya di Dusun Korkari.
Dalam mewujudkan program ini, nantinya akan dipastikan akses kesehatan berkualitas di desa melalui Puskesmas/Pustu dengan dokter, tenaga kesehatan, obat esensial, dan digitalisasi layanan (telemedicine).
Kemudian, akan dibangun 49.344 puskesmas kelas C/pustu desa sampai dengan 2029. Lalu, mengadakan percepatan penerapan telemedicine dan layanan Konsul Keliling.
Melalui program ini, diharapkan ada 100% ketersediaan dokter/nakes dan obat esensial di setiap desa. Selanjutnya, menerapkan reorganisasi dan redistribusi tenaga kesehatan pendidikan dokter dan nakes terjangkau dan kemandirian farmasi.
“Yang dibutuhkan adalah rumah kesehatan. Kami tidak akan berjanji dan tidak akan menjanjikan, tapi percayalah kami akan mengkomunikasikan agar nantinya ada tangan-tangan baik dengan nilai gotong royong yang mudah-mudahan bisa membantu membukakan puskesmas pembantu di Dusun Korkari,” pungkasnya.