Belum lama ini terjadi kericuhan di pertandingan Liga 3 Indonesia. PSSI memberikan pesannya kepada seluruh Asosiasi Provinsi (Asprov).
Pertandingan Liga 3 di Nusa Tenggara Barat (NTB) antara Hamzanwadi FC vs Persebi Bima di Stadion Gelora 17 Desember Kota Mataram pada Jumat, 3 Oktober 2023 berakhir ricuh. Pemain dari kedua kesebelasan terlibat baku hantam.
Akibat insiden tersebut, pelatih Hamzanwadi FC melaporkan dugaan penganiayaan ke Polsek Sandubaya Polresta Mataram. Dia mengalami beberapa luka memar di bagian tubuh.
Kericuhan antara kedua kesebelasan berawal dari selebrasi yang dinilai berlebihan dari para pemain Persebi Bima. Hal itu membuat para pemain Hamzanwadi FC terpancing.
Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga, menyampaikan pesan kepada asprov-asprov, yang menjadi operator di Liga 3. Dia menegaskan standar dari PSSI Pusat harus dipakai.
“Untuk Liga 3 semuanya ada tanggung jawab di asprov, jadi kita berharap apa yang sudah menjadi standard di PSSI itu diberlakukan juga di asprov-asporv,” kata Arya.
Liga 3 merupakan kompetisi level amatir di Indonesia. Asprov tiap provinsi wajib menggelar kompetisi, yang nantinya saat masuk ke putaran nasional diambil alih pengelolaannya oleh PSSI Pusat.
“Jadi, untuk standar keamanan dan lainnya harus berjalan agar kejadian serupa tidak terjadi lagi. Biar kompetisi berjalan fairplay, karena nanti tim Liga 3 akan promosi ke Liga 2,” sambungnya.