Gandeng Undip, MPR Sosialisasikan 4 Pilar Lewat Pagelaran Seni Budaya

MPR RI bersama Universitas Diponegoro (Undip) menggelar Sosialisasi Empat Pilar MPR di salah satu aula di Kota Semarang, Jawa Tengah, hari ini. Mengusung tema ‘Dalam Rangka Pendidikan Penguatan Empat Pilar Kepada Generasi Muda’, kegiatan ini digelar dalam metode pagelaran seni budaya.

Dalam sosialisasi ini, berbagai bentuk seni budaya dipentaskan, mulai dari Tari Dugderan, Tari Semarangan, dan Wayang Orang sebagai pesan akan keberagaman di Indonesia.

Wakil Ketua Badan Sosialisasi MPR Mohammad Arwani Thomafi mengatakan pihaknya telahi melaksanakan kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR dengan metode pagelaran seni budaya di berbagai daerah Indonesia.

“Alhamdulillah beberapa minggu yang lalu, kita mengadakan kegiatan serupa di Universitas Lampung dan Universitas Udayana Bali,” ujar Arwani dalam keterangannya, Sabtu (4/11/2023).

Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini mengungkapkan kegiatan sosialisasi lewat seni dan budaya merupakan concern dari Badan Sosialisasi karena Indonesia memiliki begitu banyak kekayaan budaya dan seni. Setidaknya terdapat 478 suku bangsa serta lebih dari 742 bahasa dan dialek daerah.

“Tidak pernah kita temukan di negara manapun di dunia kekayaan bahasa dan suku bangsa seperti di Indonesia,” tuturnya.

“Tidak ada bangsa semajemuk, seberagam, Indonesia,” imbuhnya.

Arwani berharap hadirnya keberagaman ini dapat menjadikan budaya bangsa sebagai menjadi pilar persatuan dan modal pembangunan. Menurutnya, keragaman yang ada perlu disyukuri sebagai pemberian Tuhan.

“Mari kita kokohkan Empat Pilar”, harapnya.

Di samping itu, Arwani berharap kegiatan sosialisasi ini akan memberikan sumbangsih kepada semua peserta agar menyadari betapa pentingnya kekayaan ragam budaya.

“Di Jawa Tengah saja kita mempunyai beragam tarian dan kesenian yang luar biasa yang menjadi ciri khas, cita rasa, buah pikir, termasuk mampu menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi bangsa khususnya di tahun-tahun politik,” paparnya

“Perbedaan pilihan saat Pemilu presiden dan Pemilu legislatif jangan mengurangi dan mematikan semangat persatuan,” lanjutnya.

Arwani menyampaikan saat ini populasi penduduk di Indonesia lebih dari 50 persen merupakan anak muda. Mereka disebut yang akan memberikan sumbangsih dan warna bagi Indonesia lima hingga lima puluh tahun ke depan. Pada tahun-tahun tersebut, generasi muda mempunyai peran dan posisi yang sangat penting.

Dalam kesempatan yang sama, Dekan Fakultas Hukum Undip Retno Saraswati mengatakan Pancasila perlu terus digaungkan. Namun ia mengingatkan ideologi bangsa juga harus diimplementasikan dalam kehidupan keseharian.

“Tak hanya dihafalkan tapi bagaimana juga diimplementasikan sesuai dengan peran masing-masing,” ucapnya.

“Jangan malah memunculkan sikap konflik,” pungkasnya.

Dalam kesempatan itu, ia juga mengajak para peserta untuk intropeksi terkait pengamalan Pancasila. Tak lupa ia mengapresiasi MPR yang kerap melakukan Sosialisasi Pancasila. Sebab menurutnya, jika hal tersebut tidak dilakukan maka nilai-nilai luhur bangsa akan pudar.

Sebagai informasi, kegiatan ini turut dihadiri yakni, para Anggota Badan Sosialisasi MPR yakni Abidin Fikri, Mohammad Idham Samawi, Mohammad Saleh, Herman Khaeron, Habib Ali, Darmansyah Husein, Saadiah Uluputty, dan Putih Sari; hingga Deputi Bidang Pengkajian dan Pemasyarakatan Konstitusi Setjen MPR Hentoro Cahyono.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *