Majelis Umum PBB akan bertemu untuk membahas konflik yang dipicu oleh serangan militan Hamas terhadap Israel. Pertemuan Majelis Umum PBB ini juga sebagai respons atas gagalnya resolusi Dewan Keamanan PBB terkait konflik di Gaza yang telah menewaskan 4 ribuan orang.
Selasa (24/10/2023), Dewan Keamanan PBB sejauh ini gagal menyepakati resolusi terkait perang tersebut. Namun demikian, sejumlah negara, termasuk Yordania atas nama kelompok Arab, Rusia, Suriah, Bangladesh, Vietnam dan Kamboja, secara resmi meminta Presiden Majelis Umum Dennis Francis untuk menjadwalkan pertemuan.
Sebelum pertemuan Majelis Umum pada hari Kamis pukul 10.00 waktu setempat, Dewan Keamanan akan bertemu untuk membahas masalah ini. Pertemuan yang telah direncanakan sejak lama ini diperkirakan akan dihadiri oleh beberapa menteri luar negeri dunia.
Untuk diketahui, pekan lalu, Dewan Keamanan PBB, yang biasanya berbeda pendapat mengenai masalah Israel-Palestina, awalnya menolak rancangan resolusi Rusia yang menyerukan jeda kemanusiaan. Hanya lima dari 15 negara anggota yang mendukung teks ini, yang mengutuk semua kekerasan terhadap warga sipil dan semua tindakan teroris, namun tidak menyebut nama Hamas, yang tidak dapat diterima oleh Amerika Serikat, Inggris dan Perancis.
Washington kemudian memveto resolusi kedua karena resolusi tersebut tidak mengakui hak Israel untuk membela diri.
Dua belas dari 15 anggota Dewan memberikan suara mendukung resolusi yang diajukan oleh Brazil, yang juga mengutuk serangan teroris keji yang dilakukan Hamas, sementara Rusia dan Inggris abstain.
Amerika Serikat adalah satu-satunya negara yang memberikan suara menentang. Meski begitu, sebagai salah satu dari lima anggota tetap badan tersebut, suara mereka dihitung sebagai veto.