Ketua umum Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra, mencermati istilah dinasti politik. Dia menilai hal semacam itu semestinya tidak menjadi tradisi perpolitikan di Indonesia.
“Jadi apakah itu baik bagi tradisi politik kita? Menurut saya sebenarnya nggak perlu ada hal-hal seperti itu. Jadi politik itu jangan terkesan lebih harus menimbulkan satu dinasti dan politik itu juga harus ada restu-restuan seperti tadi itu,” ujar Yasril ditemui di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (12/10/2023).
Yusril menjelaskan yang perlu dirawat dalam budaya politik adalah menghargai apa yang telah dibuat pemimpin terdahulu. Sehingga menurutnya, pemimpin yang akan datang tidak harus menghilangkan apa yang dilakukan pendahulunya.
“Yang paling penting, setiap pemimpin itu menyadari bahwa mereka bukan harus merobohkan atau menghapuskan apa-apa ynag telah dilakukan oleh pendahulunya. Tapi dia meneruskan apa yang baik dan tetap hormati apa yang ada itu,” terang Yusril.
Dia tidak menampik bentuk kontinuitas harus ada di dalam keberlangsungan pemerintahan. Namun dirinya menekankan bentuk kontinuitas itu tidak mesti dalam artian dari sebuah keturunan.
“Saya pikir memang kontinuitas memang harus ada. Artinya tapi kontinuitas tidak dalam artian karena orang atau keturunannya. Saya kira di mana pun pikiran kita sama, bahwa pemerintah yang muncul belakangan itu kan harus meneruskan apa yang baik yang dilakukan oleh pemerintahan sebelumnya. Melakukan apa yang tidak ada yang belum terciptakan oleh pemerintah sebelumnya. Dan memperbaiki apa yang salah dan keliru yang dilakukan oleh pemerintah sebelumnya,” ucap Yusril.