Supermoon atau Bulan Purnama Super terakhir di tahun 2023 akan terjadi pada malam hari ini. Fenomena Supermoon terakhir pada tahun 2023 yang disebut juga dengan nama Harvest Moon ini dapat diamati di wilayah Indonesia.
Harvest Moon atau Supermoon pada 29 September ini menjadi fenomena Supermoon keempat di tahun 2023. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang fenomena Supermoon 29 September 2023 dan waktu terjadinya di Indonesia, simak informasinya berikut ini:
Mengutip keterangan yang dilansir akun remsi Lembaga Penerbagan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), fenomena Supermoon akan terjadi di Indonesia pada hari Jumat, 29 September 2023. Supermoon terakhir ini dapat dilihat di Indonesia pada jam-jam berikut ini:
- Jumat, 29 September 2023 mulai pukul 16.57 WIB
- Jumat, 29 September 2023 mulai pukul 17.57 WITA
- Jumat, 29 September 2023 mulai pukul 18.57 WIT.
Cara Melihat Supermoon di Indonesia
Menurut LAPAN BRIN, fenomena Supermoon 29 September 2023 di Indonesia dapat diamati secara langsung dengan mata telanjang, caranya dengan mengarahkan pandangan mata ke Bulan. Supermoon dapat dilihat tanpa bantuan alat optik apapun, kecuali jika ingin mengabadikannya dalam bentuk foto atau video.
Daftar Fenomena Supermoon Tahun 2023
Seperti diketahui bahwa Supermoon pada tanggal 29 September menjadi fenomena Supermoon terakhir di tahun 2023. Diketahui, fenomena Supermoon pada tahun 2023 terjadi empat kali. Supermoon pertama terjadi pada bulan Juli 2023. Selanjutnya, fenomena Supermoon akan terjadi pada bulan Agustus dua kali dan terakhir di September 2023.
Berikut daftar fenomena Supermoon tahun 2023:
- Buck Moon: 3 Juli 2023
- Sturgeon Moon: 1 Agustus 2023
- Blue Moon: 30 Agustus 2023
- Harvest Moon: 29 September 2023.
Fenomena Supermoon dan Penyebabnya
Fenomena Supermoon adalah fenomena Bulan Purnama Super yang terjadi ketika jarak Bulan berada lebih dekat dengan Bumi. Oleh karena itu, ketika terjadi Supermoon maka Bulan akan terlihat lebih besar dan lebih terang dari biasanya.
Fenomena Supermoon atau Bulan Purnama Super dapat menyebabkan 30% kecerahan bulan dan peningkatan 14 persen pada cakram bulan seperti yang terlihat dari Bumi. Tetapi perbedaan ini biasanya tidak terlihat dengan mata telanjang, kecuali seseorang memperhatikan betul keberadaan Bulan setiap malam.
Penyebab terjadinya fenomena Supermoon adalah karena orbit Bulan mengelilingi Bumi tidak membentuk lingkaran sempurna, sebagai akibat dari pengaruh gravitasi Bumi. Orbit Bulan mengelilingi Bumi berbentuk elips, tampak seperti lingkaran memanjang atau oval.
Hal tersebut berarti ada saat-saat dalam orbit 27 hari Bulan yang lebih dekat ke Bumi dan lebih jauh di lain waktu. Fenomena Supermoon terjadi ketika Bulan berada dalam fase Bulan Purnama dari siklus lunar 29,5 hari dan berada di Perigee, titik terdekat dengan Bumi di orbitnya.