Dua perempuan pejuang dewan militer terkait dengan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung Amerika Serikat dan dipimpin Kurdi tewas dalam serangan pesawat tak berawak atau drone Turki. Serangan itu juga melukai seorang pejuang perempuan dan seorang pejuang laki-laki.
“Dua rekan perempuan kami menjadi martir ketika mobil mereka dihantam oleh drone pasukan pendudukan Turki di jalan menuju desa Al-Hattabat, selatan Manbij,” kata sebuah pernyataan dari komando umum dewan militer kota tersebut, Sabtu (16/9/2023).
“Seorang pejuang perempuan ketiga dan seorang pejuang laki-laki terluka dalam serangan itu,” tambahnya.
Diketahui, Ankara secara rutin melakukan serangan drone terhadap sasaran di wilayah yang dikuasai Kurdi di Suriah dan negara tetangga Irak. Turki juga telah memperluas serangannya secara tajam dalam beberapa pekan terakhir.
Sebagian besar Manbij Arab telah dikendalikan oleh SDF sejak 2016 ketika mereka membebaskannya dari kelompok jihadis ISIS. Distrik ini sering mendapat pemboman dari wilayah barat yang dikuasai pasukan Turki dan proksi mereka di Suriah.
Bentrokan antara pejuang pro-Turki dan SDF pecah di wilayah tersebut awal bulan ini setelah pasukan pimpinan Kurdi merebut kembali sebuah desa di provinsi timur Deir Ezzor dari suku Arab yang bersenjata. Pertempuran tersebut menyebabkan sedikitnya 90 orang tewas.
“Menyusul serangan baru-baru ini… yang dilakukan oleh tentara bayaran pendudukan Turki, kegagalan mereka untuk maju ke depan dan kerugian besar yang mereka alami, pendudukan Turki… menggunakan taktik pengecut dan durhaka yang bertujuan untuk melemahkan semangat para pejuang kami,” sebut komando umum dalam sebuah pernyataan.
Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris, serangan pesawat tak berawak Turki telah menewaskan 58 orang di Suriah sepanjang tahun ini. Di antara mereka terdapat 13 warga sipil dan 42 pejuang SDF dan sekutunya.
SDF adalah sekutu utama Washington dalam kampanye militernya melawan ISIS di Suriah, namun SDF tetap menjadi kutukan bagi Turki karena dugaan hubungannya dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang telah melancarkan pemberontakan mematikan di Turki tenggara selama beberapa dekade.