Penulis Hamid Basyaib melaunching buku berjudul ‘Membongkar Pikiran Ganjar’. Hamid mengatakan buku itu diharapkan akan membuat masyarakat menjadi lebih dekat dan mengenal sosok bacapres Ganjar Pranowo.
“Saya melihat belum ada yang mengemukakan secara sistematis saya coba bikin ini, jadi kita pengen tahu isi kepalanya para calon presiden dalam hal ini Ganjar Pranowo,” kata Hamid Basyaib dalam acara launching buku ‘Membongkar Pikiran Ganjar’ di Perpustakaan Freedom, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (14/9/2023).
Hamid mengatakan buku yang ditulisnya itu menjelaskan secara sederhana pemikiran Ganjar. Mulai dari pemikiran Ganjar tentang ekonomi, penegakan hukum, kesenian dan budaya serta pertahanan dan keamanan negara.
“Apa pikirannya tebtang ekonomi, ngerti nggak dia tentang ekonomi yang makin kompleks ini. Bagaimana cara memajukan ekonomi ya, lalu soal penegakan hukum, apa visinya tentang penegakan hukum,” kata Hamid.
“Lalu, soal pertahanan keamanan bangsa kita, bagaimana, ada ancaman dari mana saja, dari China, Australia mungkin dan seterusnya. Apa visinya tentang itu, cukup nggak kapal kita. Pertahanan sebuah negara itu cukup nggak hanya dengan senjata misalnya, itu semua harus diuraikan. Lalu kesenian dan kebudayaan, apa fungsinya di sebuah negara, seni dan budaya itu. Seorang presiden harus juga punya visi tentang itu gitu. Nah, di sini saya coba uraikan sesederhana mungkin, segamblang mungkin,” ujarnya.
Dia mengatakan buku itu juga memuat pemikiran Ganjar terkait kemajuan serta perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek), posisi agama dan sikap pemerintah, lalu strategi politik luar negeri Indonesia. Dia mengaku berusaha menjelaskan konsep pemikiran Ganjar tersebut secara gamblang dan sederhana.
“Belum lagi soal politik luar negeri, seorang presiden harus ngomong juga tentang politik luar negeri. Harus punya ide tentang strategi besar. Nggak usah sampai detail, seorang presiden juga tidak harus ngerti sampai detail, tetapi kerangka besarnya garis kebijakan politik luar negeri bangsa kita dia harus paham gitu. Apa itu non blok dan seterusnya, dan melihat siatuasi global, geopolitik global yang berubah-ubah dengan cepat. Seorang presiden juga harus menanggapi itu dengan tepat, apa yang dia tanggapi tentang perang Ukraina Rusia misalnya, apa yang dia mau tanggapi melihat ketegangan China dan Amerika misalnya,” ujarnya.
Budayawan Butet Kartaredjasa yang menulis epilog dalam buku itu hadir langsung dalam acara launching buku tersebut. Butet sempat bercanda soal langsung dihajar netizen jika membahas tentang Ganjar Pranowo.
“Pertama-tama tentu saja karena ya saya termasuk salah satu orang fansnya Mas Ganjar. Kalau ngomongin Ganjar langsung dihajar netizen. Kedua, saya ini juga mengidolai penulis buku ini, Paman Hamid Basyaib,” kata Butet di Perpustakaan Freedom.
Butet lalu membacakan epilog yang ditulisnya dalam buku berjudul ‘Membongkar Pikiran Ganjar’. Menurutnya, Ganjar merupakan sosok yang siap menjadi Presiden.
“Dari pemaparan gamblang di buku ini, saya jadi merasa kerdil. Betapa selama ini saya ini cuma sok tahu. Banyak sisi-sisi kepemimpinan yang harus saya gali lebih dalam. Kelihatan sekali Mas Ganjar Pranowo ini sangar siap untuk menjadi Presiden Republik Indonesia. Dia mengerti dengan baik seluk beluk permasalahan di bidang-bidang yang terpenting dalam suatu negara, ternyata dugaan saya meleset. Saya itu sering melihat politisi dengan mata terpicing. Mas Ganjar saya bayangkan sejenis politisi yang sekadar konsisten mencla-mencle, esuk dele sore tempe. Ternyata tidak. Saya keliru,” kata Butet saat membacakan epilognya.
Butet juga menyebut Ganjar menguasai masalah di Indonesia secara detail. Dia menyebut Ganjar mampu menyampaikan konsep ekonomi dengan bahasa sederhana agar mudah dipahami masyarakat.
“Dia tampak betul menguasai aneka masalah dengan detail, lihat, dia menguraikan masalah ekonomi yang dikaitkan erat dengan kearifan dan filsafat politik dengan baik. Konsep-konsep besar di kedua bidang itu diuraikan dengan bahasa sederhana, sehingga orang-orang awam seperti saya cukup mudah memahaminya. Misalnya, semula saya tidak paham makna ‘bonus demografi’ dan hubungannya dengan Perekonomian negara. Ternyata pengertian hal ini bisa bisa dipahami semudah itu. Malah Mas Ganjar langsung mengaitkan bonus demografi dengan syarat-syarat yang harus kita penuhi untuk memaksimalkan manfaatnya bagi Tanah Air kita. Kalau soal ini tifak terkomunikasikan dengan gamblang, saya kan bisa terjebak dalam kedungunan yang permanen,” ujarnya.
Pada akhir epilognya, Butet mengajak para pembaca buku membantu memenangkan Ganjar di Pilpres 2024. Butet juga menyinggung soal tak mencari pemimpin terbaik melainkan mencegah pemimpin terburuk untuk berkuasa.
“Maka pasang telinga baik-baik untuk mendengarkan anjuran saya ini, bantulah diri anda dan keluarga anda dengan cara membantu mendudukkan Mas Ganjar Pranowo di kursi presiden Indonesia ke 8. Mas Ganjar mungkin bukan yang terbaik bukan yang terhebat, memilih pemimpin di Pilpres seperti selalu dikatakan Prof Magnis Suseno kita memang tidak mencari yang terbaik tapi untuk mencegah yang terburuk berkuasa. Jadi kawan-kawan ku, saudara-saudara ku marilah kita menyelamatkan Indonesia melalui Mas Ganjar Pranowo,” tutup Butet saat membacakan epilognya.
Pakar ekonomi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada, Poppy Ismalina juga menjadi salah satu penanggap dalam acara launching buku ‘Membongkar Pikiran Ganjar’. Poppy mengatakan pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu prioritas Ganjar yang diuraikan dalam buku tersebut.
“Ini adalah prioritas dan isu yang diangkat oleh Mas Hamid dari hasil wawancara, tulisan Mas Ganjar yang mencerminkan apa yang menjadi kepedulian. Nah kita bisa melihat bahwa Pak Ganjar itu bukan calon pemimpin yang sempit atau kemudian nasionalisme yang sangat membabi buta, karena kalau itu terjadi maka kita akan mengalami kesulitan di dalam kancah pergaulan internasional,” kata Poppy.
Dia mengatakan Ganjar menargetkan pertumbuhan ekonomi mencapai 6-7 persen. Dia menyebutkan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 5,2 persen selama 15 tahun.
“Yang pertama bicara pertumbuhan ekonomi, kenapa sih beliau mengganggap atau spirit dalam pemikiran ekonomi beliau adalah selalu menekankan bahkan beliau berani mengatakn kita harus capai pertumbuhan ekonomi 6-7 persen. For your information, kita hanya bisa mencapai 5,2 persen itu selama 15 tahun, harus ada gebrakan. Jadi konsekuensi dari target itu ada gebrakan dari kebijakan, nah dia memasang target yang sangat signifikan untuk melakukan sebuah reformasi,” ujarnya.
Kemudian, musisi Once Mekel mengapresiasi buku karya Hamid Basyaib tersebut. Menurutnya, buku berjudul ‘Membongkar Pikiran Ganjar’ diperlukan masyarakat untuk mengenal konsep pemikiran Ganjar yang akan maju capres di Pilpres 2024.
“Saya kemarin dikasih bukunya jadi saya baca secara cepat, ini buku yang bagus menurut saya. Karena seperti tadi dikatakan memang dibutuhkan buku seperti ini untuk bener-bener membuat kita lebih mengerti terhadap calon presiden, apa yang menjadi gambaran visi dia, mungkin tidak secara detail benar ya tapi kids a tahu arahnya seperti sebuah gambaran yang bukan umum sih, cukup operasional,” kata Once dalam acara launching buku ‘Membongkar Pikiran Ganjar’.
Once mengatakan detail pemikiran Ganjar tak seluruhnya tergambar dalam buku tersebut. Namun, dia menyebut buku itu dapat digunakan masyarakat untuk mengenal sosok Ganjar.
“Tentu buku ini memang nggak bisa dibilang detail tapi yang menarik buku ini 113 halaman ini sangar bagus untuk masyarakat dapatkan dan akses untuk lebih mengenal Pak Ganjar, pikirannya, pola pembangunan yang akan dilakukannya, prioritas-prioritas yang akan dilakukannya,” ujarnya.