Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sedang ketar-ketir. Dia mengaku khawatir negara-negara barat bakal meninggalkan Ukraina. Kenapa?
Zelensky menyampaikan hal tersebut dalam wawancara terbaru dengan media nasional pada Minggu (27/8/2023) waktu setempat. Dilansir CNN, Senin (28/8/2023), Zelensky awalnya ditanya apakah sudah waktunya bagi militer Ukraina untuk bergerak ke wilayah Rusia.
Dia pun menyebut hal tersebut sebagai risiko besar. Dia meyakini Ukraina akan ditinggal sendirian jika militernya masuk ke wilayah Rusia.
“Saya meyakini bahwa ini menjadi risiko besar, kita pasti akan dibiarkan sendirian,” ucap Zelensky.
Zelensky menyatakan perjuangan Ukraina untuk merebut kembali wilayahnya sangat terbantu oleh sekutu-sekutu Baratnya. Kemajuan dan tanggung jawab untuk Ukraina di medan perang, kata Zelensky, ‘selalu bersifat bilateral’.
Dia mengatakan mitra internasional Ukraina merupakan bagian dari setiap kemenangan. Dia menyebut dukungan itu ada dalam serangan balasan hingga setiap tindakan defensif Ukraina.
Zelensky juga mengatakan bahwa dirinya meyakini jika upaya ‘mendorong demiliterisasi Rusia’ di wilayah Crimea bisa dilakukan melalui cara-cara politik. Crimea dicaplok oleh Moskow dari Ukraina sejak tahun 2014 lalu.
Sebagai informasi, serangan di wilayah Rusia mengalami peningkatan dalam beberapa bulan terakhir. Para pejabat Moskow melaporkan Ukraina bertanggung jawab atas serangan drone yang terkadang memicu korban luka dan bahkan membunuh warga sipil.
Para pejabat di Kyiv menyinggung insiden-insiden di Rusia, sementara Zelensky pernah mengatakan bahwa perang akan ‘kembali ke Rusia’ setelah rentetan serangan drone bulan lalu. Namun, Ukraina kerap menolak untuk mengakui secara terbuka sebagai dalang dari serangan-serangan di perbatasan Rusia.
Namun, Kyiv mengklaim serangan-serangan yang dilakukan dengan menggunakan drone laut dan persenjataan lainnya di wilayah Crimea dan target-target lainnya di Laut Hitam. Ukraina menjanjikan akan ada lebih banyak serangan serupa di masa depan.
Beberapa kali, Ukraina juga menegaskan targetnya mengusir Rusia dari wilayah-wilayahnya, termasuk Crimea.