Rice Diragukan Bakal Jadi Gelandang Kelas Dunia di Arsenal

Declan Rice dinilai masih butuh waktu lama untuk menjadi gelandang kelas dunia di Arsenal. Ia dianggap masih tak banyak kontribusi saat menyerang.

Arsenal membuka Liga Inggris musim ini dengan meraih kemenangan 2-1 atas Nottingham Forest di Emirates Stadium, Sabtu (12/8/2023) malam WIB. Dua gol The Gunners lahir di babak pertama lewat Eddie Nketiah dan Bukayo Saka. Nottingham hanya bisa membalas lewat Taiwo Awoniyi.

Manajer Arsenal, Mikel Arteta, langsung memainkan rekrutan anyarnya Declan Rice selama 90 menit. Ia bermain di lini tengah bersama Kai Havertz dan Martin Odegaard.

Arsenal harus mengeluarkan dana 105 juta paun atau lebih dari Rp 2 triliun untuk merekrut Rice dari West Ham United. Gelandang 24 tahun tersebut kini menjadi pemain Inggris termahal dalam sejarah. Ekspektasi besar jelas mengiringi Rice mengingat nilai transfernya yang begitu tinggi.

Performa Rice di laga melawan terbilang cukup baik sebagai pemutus serangan lawan di lini tengah. Ia mampu bikin lima tekel sukses dan satu intersep.

Namun, Rice tampaknya masih perlu meningkatkan kemampuannya dalam membantu menyerang. Ia mampu bikin tiga tembakan tapi tak mencatatkan satu umpan kunci.

Legenda Liverpool yang kini menjadi pandit, Graeme Souness, menilai aspek ini harus ditingkatkan oleh Rice. Namun menurut Souness hal tersebut jelas butuh waktu.

Faktor inilah yang membuat Souness yakin Rice bakal menjadi pemain biasa-biasa saja di Arsenal. Rice dilihatnya bakal sulit menjadi gelandang kelas dunia dalam waktu dekat yang sepadan dengan harga yang harus dibayarkan Arsenal untuk gelandang 24 tahun tersebut.

“Apakah Declan Rice pemain hebat? Belum, tapi dia bisa, jika dia bisa meningkatkan dua aspek yang sangat penting ini sebagai gelandang kelas dunia, ‘tulis Souness dalam kolomnya Daily Mail.

“Pertama, dia perlu mencetak lebih banyak gol. Kedua, dia harus membuat umpan cerdas yang menciptakan peluang bagi pemain lain, alih-alih puas dengan umpan yang tepat dan aman. Sayangnya, saya tidak yakin itu adalah kualitas yang bisa dilatih.

“Sejauh ini di Premier League, Rice rata-rata mencetak kurang dari dua gol per musim dan kurang dari dua assist per musim. Dia bisa melakukannya lebih banyak, terutama sekarang dia berada di antara pemain yang lebih baik, tapi saya pikir itu mungkin masalah pola pikir.”

“Dia tampak senang melakukan tugas defensifnya, yang dia lakukan dengan sangat baik, tapi itu hanya satu bagian dari menjadi pemain lini tengah,” jelasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *