Lagi-lagi, ada orang membakar kitab suci agama di Swedia. Ini bukan yang pertama. Sebelumnya, dunia sudah mengecam aksi serupa.
Kitab suci yang dibakar adalah Al-Qur’an, kitab suci umat Islam. Mirisnya, pihak yang membakar Al-Qur’an berlatar belakang dari negara berpenduduk Islam.
Dilansir AFP, pada 31 Juli lalu, ada dua pria membakar Al-Qur’an dalam aksi protes di Stockholm, Swedia. Dua pria itu adalah Salwan Momika dan Salwan Najem.
Salah satu pria tersebut, pengungsi Irak yang berbasis di Swedia, Salwan Momika, juga membakar kitab suci umat Islam tersebut di luar masjid utama di Stockholm pada akhir Juni dan awal bulan ini, dia menginjak Al-Qur’an di luar kedutaan Irak.
Saat itu, Momika dan Najem adalah satu-satunya peserta, dengan sekelompok kecil pengunjuk rasa berkumpul di luar penjagaan polisi, menurut seorang reporter AFP di tempat kejadian.
Mats Eriksson, juru bicara kepolisian Stockholm, mengatakan kepada AFP bahwa acara tersebut “diselenggarakan tanpa gangguan ketertiban umum yang serius”.
Selama protes, Momika juga menginjak foto ulama Muslim Syiah dan pemimpin politik Moqtada Sadr — yang para pengikutnya menyerbu kedutaan Swedia di Baghdad, Irak sebagai tanggapan atas pembakaran Al-Qur’an sebelumnya. Memang, sebelumnya pembakaran Al-Qur’an sudah terjadi dan memicu protes di negara-negara Islam atau berpenduduk penganut Islam.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI mengutuk keras aksi pembakaran Al-Qur’an. Kemlu RI juga mendesak Swedia untuk mematuhi resolusi Dewan HAM Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
“Mendesak Swedia untuk patuhi resolusi terkait dewan HAM PBB,” kata Direktur Eropa II Kemlu Winardi Hanafi Lucky kepada wartawan, Selasa (1/8) lalu.
|
PBB pada 26 Juli sudah mengadopsi resolusi soal kekerasan terhadap kitab suci keagamaan. Sekretaris Jenderal OKI Hissein Brahim Taha meminta kedua negara untuk mencegah penodaan Al-Qur’an dan “menyatakan kekecewaannya bahwa sejauh ini tidak ada tindakan yang diambil dalam hal ini”. Demikian disampaikan badan beranggotakan 57 negara yang berbasis di Jeddah, Arab Saudi itu dalam sebuah pernyataan setelah sesi pembukaan pertemuan luar biasa tentang masalah ini.